Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas akibat Kudeta Militer Myanmar Capai 1.000 Jiwa

Kompas.com - 18/08/2021, 14:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Hingga Agustus, korban tewas akibat kudeta militer Myanmar pada 1 Februari mencapai 1.000 jiwa.

Laporan tersebut diampaikan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) sebagaimana dilansir Reuters, rabu (18/8/2021).

AAPP secara konsisten mencatat dan melaporkan pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap warga sipil.

Baca juga: Lari dari Kejaran Junta Militer Myanmar, Dua Orang Tewas Lompat dari Gedung

Sebelum laporn terbaru itu diumumkan, junta militer Myanmar mengatakan bahwa angka-angka yang dirilis AAPP terlalu dilebih-lebihkan.

Laporan AAPP mengenai jumlah korban tewas dan orang-orang yang ditahan junta militer kerap dikutip oleh organisasi internasional dan media luar negeri.

Junta militer di sisi lain menyatakan, beberapa personel mereka juga tewas. Namun, junta mengatakan AAPP tidak memasukkan mereka dalam hitungannya.

Baca juga: Myanmar Bantah Tuduhan Persekongkolan yang Berencana Bunuh Utusan PBB

“Menurut catatan AAPP, 1.001 orang tak bersalah telah tewas. Jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi,” kata sekretaris AAPP Tate Naing kepada Reuters.

Negara Asia Tenggara itu tenggelam dalam kekacauan sejak militer menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi kemudian mengambil alih kekuasaan.

Aksi protes yang berlanjut setiap hari, pemberontakan berkobar di daerah perbatasan, dan aksi mogok yang meluas semakin merusak perekonomian ngara tersebut.

Baca juga: Duta Besar Myanmar untuk PBB Jadi Target Pembunuhan

Tentara menuding adanya kecurangan dalam pemilu tahun lalu di mana partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memenanginya.

Komisi pemilu Myanmar dan kelompok pemantau internasional saat itu mengatakan tuduhan tentara itu salah.

Kendati demikian, junta militer mengatakan perebutan kekuasaan yang mereka lakukan tidak boleh disebut kudeta karena mereka mengeklaim aksinya sejalan dengan konstitusi.

Baca juga: Utusan Myanmar Peringatan PBB tentang Dugaan Pembantaian oleh Junta Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com