KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban merespons sorotan bahwa tidak ada wanita yang masuk ke dalam pemerintahan baru Afghanistan.
Pada Selasa (7/9/2021), milisi mengumumkan nama-nama yang akan memerintah setelah mereka merebut Afghanistan pada 15 Agustus.
Untuk jabatan pemimpin tertinggi, Hibatullah Akhundzada yang tidak pernah muncul di hadapan publik akan menempati posisi tersebut.
Baca juga: Tokoh Kunci Taliban dalam Kabinet Kerja Rezim Pemerintahan Baru Afghanistan
Orang nomor satu akan diisi Mullah Mohammad Hassan Akhund, yang dikenal dekat dengan salah satu pendiri Taliban, Mullah Omar.
Pendiri lainnya, Mullah Abdul Ghani Baradar, akan menjadi wakil perdana menteri bersama Abdul Salam Hanafi, anggota badan politik yang bermarkas di Qatar.
Kemudian Mullah Yaqoob, anak dari Mullah Omar menjabat sebagai menteri pertahanan, dengan Sirajuddin Haqqani berperan sebagai menteri dalam negeri.
Dilansir AFP, ketika awal merebut Afghanistan, Taliban sempat menjanjikan pemerintahan baru yang inklusif, merangkul semua etnis, maupun memberikan tempat kepada wanita.
Hanya dalam pengumuman kabinet, banyak jabatan strategis diserahkan kepada orang dekat mereka tanpa adanya partisipasi perempuan.
Tidak ada nama mantan presiden Hamid Karzai, atau tokoh Abdullah Abdullah yang memimpin negosiasi beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Sosok Mullah Hasan Akhund, Pemimpin Sementara Afghanistan Era Taliban
Disinggung mengenai tidak adanya perempuan, kepala juru bicara Zabihullah Mujahid berkilah keputusannya belum final.
"Mereka masih berstatus acting. Kami akan mencoba untuk merangkul kelompok lain di seluruh negara," janjinya.
Sejauh ini, milisi sudah mengumumkan 19 kementerian, tiga direktorat, tujuh wakil menteri, dan panglima angkatan bersenjata.
Pengumuman tersebut menuai respons AS, yang mengaku khawatir karena pemerintahan yang dijanjikan tidak inklusif.
Menurut sumber dari kementerian luar negeri, mereka menyoroti beberapa nama yang masuk ke dalam catatan hitam mereka.
Salah satunya adalah Sirajuddin Haqqani, pemimpin Jaringan Haqqani yang dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris.
Baca juga: Taliban Ingin Jalin Hubungan dengan Berbagai Negara, Kecuali Israel