Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Wanita di Pemerintahan Baru Afghanistan, Ini Kata Taliban

Kompas.com - 08/09/2021, 14:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban merespons sorotan bahwa tidak ada wanita yang masuk ke dalam pemerintahan baru Afghanistan.

Pada Selasa (7/9/2021), milisi mengumumkan nama-nama yang akan memerintah setelah mereka merebut Afghanistan pada 15 Agustus.

Untuk jabatan pemimpin tertinggi, Hibatullah Akhundzada yang tidak pernah muncul di hadapan publik akan menempati posisi tersebut.

Baca juga: Tokoh Kunci Taliban dalam Kabinet Kerja Rezim Pemerintahan Baru Afghanistan

Orang nomor satu akan diisi Mullah Mohammad Hassan Akhund, yang dikenal dekat dengan salah satu pendiri Taliban, Mullah Omar.

Pendiri lainnya, Mullah Abdul Ghani Baradar, akan menjadi wakil perdana menteri bersama Abdul Salam Hanafi, anggota badan politik yang bermarkas di Qatar.

Kemudian Mullah Yaqoob, anak dari Mullah Omar menjabat sebagai menteri pertahanan, dengan Sirajuddin Haqqani berperan sebagai menteri dalam negeri.

Dilansir AFP, ketika awal merebut Afghanistan, Taliban sempat menjanjikan pemerintahan baru yang inklusif, merangkul semua etnis, maupun memberikan tempat kepada wanita.

Hanya dalam pengumuman kabinet, banyak jabatan strategis diserahkan kepada orang dekat mereka tanpa adanya partisipasi perempuan.

Tidak ada nama mantan presiden Hamid Karzai, atau tokoh Abdullah Abdullah yang memimpin negosiasi beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Sosok Mullah Hasan Akhund, Pemimpin Sementara Afghanistan Era Taliban

Disinggung mengenai tidak adanya perempuan, kepala juru bicara Zabihullah Mujahid berkilah keputusannya belum final.

"Mereka masih berstatus acting. Kami akan mencoba untuk merangkul kelompok lain di seluruh negara," janjinya.

Sejauh ini, milisi sudah mengumumkan 19 kementerian, tiga direktorat, tujuh wakil menteri, dan panglima angkatan bersenjata.

Pengumuman tersebut menuai respons AS, yang mengaku khawatir karena pemerintahan yang dijanjikan tidak inklusif.

Menurut sumber dari kementerian luar negeri, mereka menyoroti beberapa nama yang masuk ke dalam catatan hitam mereka.

Salah satunya adalah Sirajuddin Haqqani, pemimpin Jaringan Haqqani yang dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris.

Baca juga: Taliban Ingin Jalin Hubungan dengan Berbagai Negara, Kecuali Israel

Halaman:

Terkini Lainnya

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com