Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Sindir AS: Perang 20 Tahun di Afghanistan Hasilnya Nol

Kompas.com - 02/09/2021, 11:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com - Perang 20 tahun Amerika di Afghanistan disindir Presiden Rusia Vladimir Putin, tanpa pencapaian apa pun dan upaya untuk menanamkan norma-norma Barat adalah sia-sia.

Di pertemuan remaja di kota timur Vladivostok, Putin membeberkan bahwa pasukan Amerika hadir di wilayah Afghanistan selama 20 tahun, dan selama 20 tahun itu mereka berusaha untuk membudayakan masyarakat lokal.

"Tetapi pada kenyataannya, memaksakan norma dan standar hidup mereka dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk organisasi politik masyarakat," ujar Putin, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (1/9/2021).

Baca juga: Dalam Pemerintahan Baru Afghanistan, Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada Bakal Jadi Otoritas Tertinggi

"Hasilnya hanya tragedi dan kerugian bagi mereka (AS) yang melakukan itu dan terutama bagi orang-orang yang tinggal di wilayah Afghanistan. Ini adalah hasil nol, jika tidak negatif,” lanjutnya.

"Tidak mungkin untuk memaksakan sesuatu dari luar," imbuhnya.

Pemimpin Rusia ini telah berkali-kali mengkritik negara-negara Barat karena mencoba memaksakan nilai-nilai mereka pada negara-negara non-Barat.

Moskwa secara teratur mengecam kebijakan AS di Afghanistan, yang sekarang dikendalikan oleh Taliban setelah pengambilalihan kekuasaan.

Kelompok militan itu mengejutkan para pemimpin dan pengamat Barat dengan kemajuan pesatnya merebut wilayah menjelang penarikan pasukan AS pada 31 Agustus.

Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan bahwa Moskwa telah belajar dari pendudukan Uni Soviet di negara itu.

Moskwa terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada 1989.

Baca juga: Video Eksodus Pengungsi Afghanistan, Jalan Bermil-mil Lewati Gurun dan Lintasi Perbatasan ke Iran

Keresahan Putin

Selain itu, Putin mengeluh tentang negara-negara Barat yang mencoba menempatkan pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah yang bersekutu dengan Moskwa.

Ia khawatir bahwa “Islam radikal” akan menyebar ke negara-negara yang bersahabat dengannya.

Pada saat yang sama, Moskwa optimis sekaligus waspada tentang kepemimpinan Taliban di Kabul, dengan mengatakan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri.

Di dalam negeri Rusia, Taliban masih terdaftar sebagai organisasi “teroris”.

Rusia telah mengevakuasi ratusan orang dari Afghanistan dan berencana untuk membuka peluang untuk melakukan penerbangan lebih lanjut.

Baca juga: AS Cari Jalur Darat untuk Lanjutkan Evakuasi di Afghanistan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com