Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Telepon Biden dan Ghani Sebelum Lengser Bocor ke Publik, Ini Isinya

Kompas.com - 02/09/2021, 10:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Rekaman percakapan telepon antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelum terguling bocor ke publik.

Percakapan tersebut terjadi  tiga pekan sebelum Taliban menduduki Kabul. Audio percakapan telepon antara Biden dan Ghani tersebut diperoleh dan diwartakan oleh Reuters.

Biden dan Ghani berbicara selama kira-kira 14 menit pada 23 Juli ketika Taliban dengan cepat menduduki satu per satu wilayah Afghanistan.

Baca juga: Video Eksodus Pengungsi Afghanistan, Jalan Bermil-mil Lewati Gurun dan Lintasi Perbatasan ke Iran

Dalam percakapan tersebut, Biden menekan Ghani untuk membangun persepsi publik bahwa Taliban mengalami kekalahan sebagaimana dilansir New York Post.

Sebagian besar percakapan dalam panggilan telepon difokuskan pada apa yang disebut Biden sebagai masalah “persepsi” pemerintah Afghanistan.

“Saya tidak perlu memberi tahu Anda persepsi di seluruh dunia dan di beberapa bagian Afghanistan, saya percaya, adalah bahwa segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik dalam hal perang melawan Taliban,” kata Biden.

“Dan ada kebutuhan, apakah itu benar atau tidak, ada kebutuhan untuk memproyeksikan gambaran yang berbeda,” sambung Biden.

Baca juga: AS Cari Jalur Darat untuk Lanjutkan Evakuasi di Afghanistan

Ketika panggilan telepon itu berlangsung, Taliban telah merebut sekitar setengah dari pusat distrik. Beberapa pekan kemudian, Kabul akan jatuh ke tangan Taliban.

Biden mengatakan kepada Ghani bahwa sejumlah tokoh politik terkemuka Afghanistan, termasuk mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, harus memberikan konferensi pers bersama.

Dalam konferensi pers, mereka harus menyampaikan dukungan strategi militer baru tentang cara mengalahkan Taliban, sehingga persepsi publik akan berubah.

Biden juga memuji pasukan keamanan Afghanistan dan Biden menawarkan bantuan jika Ghani mau secara terbuka membeberkan rencananya untuk mengendalikan situasi yang meningkat.

Baca juga: Mantan Jenderal AS Bocorkan Kelemahan Operasi Terakhir AS di Afghanistan

“Anda jelas memiliki militer terbaik. Anda memiliki 300.000 pasukan bersenjata lengkap melawan 70.000 sampai 80.000 (milisi Taliban) dan mereka jelas mampu bertarung dengan baik,” ujar Biden.

Mantan Wakil Presiden AS era Barack Obama tersebut juga berjanji memberikan bantuan udara kepada Afghanistan jika Ghani mau secara terbuka membeberkan rencananya.

“Selain itu, kami akan terus berjuang keras, secara diplomatis, politik, ekonomi, untuk memastikan pemerintah Anda tidak hanya bertahan, tetapi juga berkelanjutan dan tumbuh karena jelas demi kepentingan rakyat Afghanistan yang Anda pimpin,” tutur Biden.

Baca juga: Pensiunan Jenderal AS Sebut Amerika Pasti Harus Kembali ke Afghanistan

New York Post melaporkan, nada bicara Biden selama panggilan itu menunjukkan bahwa dia tidak menyangka Afghanistan akan jatuh ke tangan Taliban tiga pekan kemudian.

Ketika Taliban benar-benar merebut Kabul pada 15 Agutus, Ghani melarikan diri ke luar negeri dan baru diketahui beberapa hari kemudian berada di Uni Emirat Arab.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar tentang panggilan telepon antara Biden dengan Ghani tersebut.

Baca juga: Penyanyi Folk Afghanistan Ini Ditembak Mati oleh Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com