Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyanyi Folk Afghanistan Ini Ditembak Mati oleh Taliban

Kompas.com - 01/09/2021, 18:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Seorang penyanyi folk Afghanistan dieksekusi Taliban, beberapa hari setelah mereka melarang adanya musik.

Kepada Asociated Press, keluarga Fawad Andarabi mengungkapkan dia ditembak mati pada Jumat waktu setempat (27/8/2021).

Andarabi dibunuh oleh milisi yang kembali menyerbu rumahnya. Padahal sebelumnya, mereka sempat minum teh bersamanya.

Baca juga: Masih Ada Warganya dan Sekutu Tertinggal, Inggris Negosiasi Lagi dengan Taliban

"Ayah saya ditembak di bagian kepala di ladang," ujar sang anak, Jawad, mengomentari pembunuhan penyanyi yang dikenal sebagai Andarabi Valley itu.

Jawad mengeluhkan ayahnya adalah sosok yang tidak bersalah, yang hanya berusaha menghibur orang dengan nyanyiannya.

Selama tampil, Andarabi memainkan kecapi tradisional yang disebut ghichak, dan menyanyikan lagu mengenai Afghanistan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid hanya menyatakan mereka akan menyelikidi insiden tersebut, tanpa menyebutkan detilnya.

Insiden ini terjadi setelah kepada New York Times, Mujahid mengatakan mereka menerapkan larangan terhadap musik.

"Musik itu dilarang dalam Islam. Kami berharap bisa membujuk mereka untuk meninggalkannya, daripada memaksa," kata dia.

Baca juga: Disiksa secara Brutal oleh Taliban, Polisi Wanita Top Ini Bersembunyi

Mantan menteri dalam negeri Masoud Andarabi, yang tidak ada hubungan darah, mengunggah momen saat si penyanyi folk beraksi.

Dilansir New York Post Senin (30/9/2021), Masoud menyatakan Andarabi dieksekusi secara kejam hanya karena membawa kebahagiaan di daerahnya.

"Di sini dia menyanyikan 'lembah kita yang indah... tanah nenek moyang kita' takkan tunduk kepada kebrutalan Taliban," tegasnya di Twitter.

Baca juga: Taliban Bentrok Hebat dengan Kelompok Perlawanan Panjshir, 41 Milisi Tewas

Karima Bennoune, pelapor PBB untuk hak kultural mengaku sangat khawatir dengan kabar pembunuhan Andarabi itu.

Begitu juga dengan Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard, yang menyebut Taliban sama sekali tak berubah.

"Bukti sudah menunjukkan Taliban tetaplah kelompok yang intoleran, kasar, dan represif seperti 2001," kecamnya di Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com