Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disiksa secara Brutal oleh Taliban, Polisi Wanita Top Ini Bersembunyi

Kompas.com - 01/09/2021, 16:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Seorang polisi wanita top Afghanistan bersembunyi, setelah dilaporkan dia mengalami penyiksaan secara brutal oleh Taliban.

Gulafroz Ebtekar merupakan wakil kepala investigasi kriminal di kementerian dalam negeri, dan dianggap role model perempuan Afghanistan.

Oleh milisi, dia dijadikan target setelah menghabiskan lima hari di Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul untuk mengamankan evakuasi.

Baca juga: Taliban Bentrok Hebat dengan Kelompok Perlawanan Panjshir, 41 Milisi Tewas

"Saya sudah mengirim ke kedutaan di banyak negara demi menyelamatkan saya dan keluarga, namun tak ada jawaban," ungkapnya.

Gulafroz, perempuan pertama yang lulus dari akademi kepolisian dengan gelar master, menceritakan awalnya dia bertemu dengan seorang tentara AS di bandara Kabul.

Dengan bahasa Inggris yang sedikit terbata-bata, Gulafroz mengatakan dia dan keluarganya tidak aman terus di ibu kota.

Si tentara AS tersebut kemudian mengecek dokumennya. Gulafroz saat itu membawa paspor, KTP, maupun sertifikat kepolisian.

"Si tentara menanyakan kami mau ke mana. Saya menjawab ke mana saja tak penting. Saya ingin ke negara aman supaya saya dan keluarga aman," kata dia.

Prajurit AS itu kemudian menjawab "Okay", dengan salah satunya menunjukkan jalan. Gulafroz berujar awalnya dia hendak dibawa ke pesawat.

Baca juga: Klarifikasi: Video Anggota Taliban Diikat di Helikopter Black Hawk Berusaha Pasang Bendera

Di saat mengantar itulah, terjadi bom bunuh diri yang menewaskan 13 tentara AS dan ratusan warga Afghanistan, dengan ISIS-K mengeklaim pelakunya.

Dilansir Daily Mail, di tengah kepanikan tersebut mereka diminta untuk menjauh. Namun Gulafroz menolaknya.

"Saat itulah si prajurit mengangkat senjata dan mengusir kami. Jadi, kami kembali ke jalanan. Saya tidak ingin hidup saat itu," tuturnya.

Perempuan yang diyakini berusia 34 tahun itu mendapatkan gelar master dari akademi kepolisian di Rusia.

Tetapi, pemerintah "Negeri Beruang Merah" menolak membantu karena Gulafroz tak mempunyai paspor atau tanda pengenal penduduk mereka.

Di tengah penolakan itu, dia kembali rumah dan mendapat kabar dari ibunya bahwa Taliban tengah mencarinya.

Baca juga: Pendukung Taliban Mengarak Peti Mati Dibungkus Bendera AS Setelah Pasukan Asing Pergi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com