Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pensiunan Jenderal AS Sebut Amerika Pasti Harus Kembali ke Afghanistan

Kompas.com - 01/09/2021, 21:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) “pasti harus” kembali ke Afghanistan ketika kelompok-kelompok teroris berkembang di bawah negara yang dikuasai Taliban.

Hal itu disampaikan seorang pensiunan jenderal bintang tiga AS, mantan pemimpin militer senior AS yang memberi pengarahan kepada banyak presiden “Negeri Paman Sam”, yang berbicara secara anonim dalam sebuah wawancara eksklusif dengan DailyMail.com.

Baca juga: Mantan Jenderal AS Bocorkan Kelemahan Operasi Terakhir AS di Afghanistan

Menurutnya, rezim Taliban akan menciptakan ancaman baru bagi AS, yang pada akhirnya akan mengharuskan negaranya untuk menyerang lagi.

Jenderal itu mengecam kebijakan Presiden AS Joe Biden dan petinggi lainnya di pemerintahannya sebagai rencana “tidak matang, tidak canggih, tanpa pertimbangan jangka panjang”.

Ia pun menilai kebijakan itu termasuk kematian 13 petugas akibat bom bunuh diri pada Kamis (26/8/2921) sebagai “bencana gila” yang “dapat dicegah dan benar-benar bisa dihindari”.

Mantan Jenderal AS itu mengatakan, baik perwira tinggi militer saat ini dan CIA sudah menasihati Biden agar tidak melakukan evakuasi Afghanistan yang ceroboh, dari bandara sipil di pusat ibukota yang diduduki Taliban.

Tetapi dia mengklaim Presiden ke-46 itu mengabaikan saran mereka.

Baca juga: Pasukan AS Pergi, Pengawal Osama bin Laden Muncul di Afghanistan Disambut Sorak Sorai

Pensiunan Jenderal itu pun sangat skeptis bahwa pengangkutan udara AS yang sekarang selesai cukup menyeluruh, dan percaya ada banyak warga AS yang tertinggal yang ingin keluar dari negara itu.

"Saya pikir tidak dapat dihindari bahwa kita akan segera kembali ke Afghanistan," kata mantan komandan senior AS itu.

“Anda akan melihat negara yang dijalankan oleh kelompok teroris. Ini bukan perkembangan yang baik untuk perdamaian dan stabilitas dunia.”

“Bagaimana kita bisa mundur, dengan Pakistan yang memiliki kemampuan nuklir, dan Iran bekerja menuju senjata nuklir, dan Afghanistan di tengah terjepit di antara keduanya? Perbatasan cukup kabur di sana serta populasi bergerak.”

Dalam kondisi itu, sulit baginya untuk memercayai kenyataan saat ini bahwa AS dan NATO tidak akan memiliki pangkalan di wilayah itu.

Wilayah itu berbatasan di Barat dengan Iran, berbatasan di Timur dengan Pakistan, di utara berbatasan dengan China dan Rusia. Sementara sekutu barat tidak akan memiliki apa-apa di lapangan.

“Tidak ada mata, tidak ada telinga, tidak ada logistik dan pangkalan intelijen.”

“Lain kali kita kembali ke sana, jika kita perlu pergi ke sana, Airborne ke-82 mungkin adalah orang-orang yang perlu mengambilnya (Afghanistan) dengan paksa. Dan kemudian akan ada biaya besar dalam dollar dan darah untuk mewujudkannya.”

Baca juga: Biden Umumkan Berakhirnya Kiprah AS Selama 20 Tahun di Afghanistan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com