MOSKWA, KOMPAS.com - Perang 20 tahun Amerika di Afghanistan disindir Presiden Rusia Vladimir Putin, tanpa pencapaian apa pun dan upaya untuk menanamkan norma-norma Barat adalah sia-sia.
Di pertemuan remaja di kota timur Vladivostok, Putin membeberkan bahwa pasukan Amerika hadir di wilayah Afghanistan selama 20 tahun, dan selama 20 tahun itu mereka berusaha untuk membudayakan masyarakat lokal.
"Tetapi pada kenyataannya, memaksakan norma dan standar hidup mereka dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk organisasi politik masyarakat," ujar Putin, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (1/9/2021).
"Hasilnya hanya tragedi dan kerugian bagi mereka (AS) yang melakukan itu dan terutama bagi orang-orang yang tinggal di wilayah Afghanistan. Ini adalah hasil nol, jika tidak negatif,” lanjutnya.
"Tidak mungkin untuk memaksakan sesuatu dari luar," imbuhnya.
Pemimpin Rusia ini telah berkali-kali mengkritik negara-negara Barat karena mencoba memaksakan nilai-nilai mereka pada negara-negara non-Barat.
Moskwa secara teratur mengecam kebijakan AS di Afghanistan, yang sekarang dikendalikan oleh Taliban setelah pengambilalihan kekuasaan.
Kelompok militan itu mengejutkan para pemimpin dan pengamat Barat dengan kemajuan pesatnya merebut wilayah menjelang penarikan pasukan AS pada 31 Agustus.
Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan bahwa Moskwa telah belajar dari pendudukan Uni Soviet di negara itu.
Moskwa terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada 1989.
Baca juga: Video Eksodus Pengungsi Afghanistan, Jalan Bermil-mil Lewati Gurun dan Lintasi Perbatasan ke Iran
Selain itu, Putin mengeluh tentang negara-negara Barat yang mencoba menempatkan pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah yang bersekutu dengan Moskwa.
Ia khawatir bahwa “Islam radikal” akan menyebar ke negara-negara yang bersahabat dengannya.
Pada saat yang sama, Moskwa optimis sekaligus waspada tentang kepemimpinan Taliban di Kabul, dengan mengatakan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri.
Di dalam negeri Rusia, Taliban masih terdaftar sebagai organisasi “teroris”.
Rusia telah mengevakuasi ratusan orang dari Afghanistan dan berencana untuk membuka peluang untuk melakukan penerbangan lebih lanjut.
Baca juga: AS Cari Jalur Darat untuk Lanjutkan Evakuasi di Afghanistan
Sementara perwakilan khusus Putin di Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan pekan lalu bahwa kedutaan Moskwa sedang bekerja untuk membangun hubungan dengan penguasa baru Afghanistan.
Kabulov mengatakan Rusia siap membantu membangun kembali ekonomi Afghanistan, mendesak negara-negara Barat untuk tidak membekukan aset keuangan pemerintah Afghanistan.
"Kami menjalin hubungan (dengan pejabat Taliban), kedutaan kami di Kabul bekerja cukup aktif dalam hal ini," kata Kabulov kepada televisi pemerintah Rusia.
"Kami telah memiliki hubungan itu untuk waktu yang lama dan kami akan bekerja lebih jauh dengan mereka."
Baru-baru ini, seorang pejabat Rusia menolak segala upaya perlawanan terhadap Taliban, dengan mengatakan tidak ada pilihan lain yang lebih nyata terkait kekuasaan kelompok itu.
Baca juga: Mantan Jenderal AS Bocorkan Kelemahan Operasi Terakhir AS di Afghanistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.