Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Mandek, Peluang Ungkap Asal Usul Covid-19 Hampir Tertutup

Kompas.com - 27/08/2021, 20:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Kemungkinan besar, kata mereka, hewan ternak, barangkali spesies liar di peternakan bulu, adalah "inang perantara" antara kelelawar dan manusia.

Dan kemungkinan virus itu bocor dari laboratorium di China "sangat kecil".

Tetapi ini telah menyebabkan beberapa ilmuwan dan komentator mengatakan "teori kebocoran lab" telah terbantahkan.

"Dalam retrospeksi, ungkapan itu - 'kemungkinan sangat kecil' - mungkin bukan cara paling cerdas untuk menjelaskannya, mengingat ini telah menjadi inti perdebatan," kata Prof Koopmans kepada BBC News.

"Tapi itu sebenarnya tentang - dengan mempertimbangkan semua yang kami tahu, ke mana kami akan memprioritaskan [langkah ilmiah selanjutnya]."

Baca juga: WHO Akan Luncurkan Investigasi Asal Usul Covid-19 Kedua, Diklaim Beda Dari Sebelumnya

Tak sengaja dilepaskan

Kehebohan yang terus berlanjut atas teori kebocoran laboratorium berpusat pada Institut Virologi Wuhan (WIV), yang disinggahi tim WHO untuk mewawancarai para penelitinya.

"Jika kita berbicara tentang kecelakaan di laboratorium, maka mereka seharusnya masih memiliki virus yang sama persis di laboratorium itu supaya bisa tidak sengaja dilepaskan," kata Prof Koopmans. "Kami tidak menemukan indikasi itu."

Namun, beberapa ilmuwan lain ingin memeriksa database virus yang dipegang oleh WIV, yang dihapus dari internet pada 12 September 2019.

Di tengah perdebatan tentang kebocoran laboratorium, Presiden Joe Biden memerintahkan intelijen AS untuk mengadakan penyelidikannya sendiri.

Tetapi laporannya, yang disampaikan kepada presiden minggu ini, tidak dapat menyimpulkan apakah virus itu muncul secara alami atau sebagai akibat dari kecelakaan di laboratorium,menurut media AS.

Baca juga: Penyelidikan Lanjutan Asal-usul Covid-19 Ditolak China, Ini Tanggapan WHO

"Kuman jahat"

Sementara itu, Prof Koopmans mengatakan kita mungkin tidak akan pernah menemukan "patient zero" atau pasien pertama dalam kasus pandemi Covid-19.

Tetapi tanpa lebih banyak studi ilmiah, tidak ada peluang untuk mencapai kesimpulan dari pertanyaan penting tentang bagaimana virus kelelawar bisa menyebabkan pandemi yang terus menyebabkan penyakit, kematian, dan kekacauan ekonomi di seluruh dunia.

"Kami harus benar-benar mencoba - tetapi tidak ada jaminan akan berhasil," katanya.

"Tapi yang perlu kita pelajari adalah, bagaimana kita bisa mengenali mana yang benar-benar 'kuman jahat'.

"Ada berbagai macam [virus kelelawar], jadi mana yang benar-benar berisiko tinggi?

"Dan bagaimana kita bisa mengenalinya?

"Itulah pelajaran yang sebenarnya bisa kita ambil dari studi ini."

Baca juga: Polemik Asal-usul Covid-19: China Tolak WHO Kembali Selidiki Wuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com