Kemungkinan besar, kata mereka, hewan ternak, barangkali spesies liar di peternakan bulu, adalah "inang perantara" antara kelelawar dan manusia.
Dan kemungkinan virus itu bocor dari laboratorium di China "sangat kecil".
Tetapi ini telah menyebabkan beberapa ilmuwan dan komentator mengatakan "teori kebocoran lab" telah terbantahkan.
"Dalam retrospeksi, ungkapan itu - 'kemungkinan sangat kecil' - mungkin bukan cara paling cerdas untuk menjelaskannya, mengingat ini telah menjadi inti perdebatan," kata Prof Koopmans kepada BBC News.
"Tapi itu sebenarnya tentang - dengan mempertimbangkan semua yang kami tahu, ke mana kami akan memprioritaskan [langkah ilmiah selanjutnya]."
Baca juga: WHO Akan Luncurkan Investigasi Asal Usul Covid-19 Kedua, Diklaim Beda Dari Sebelumnya
Tak sengaja dilepaskan
Kehebohan yang terus berlanjut atas teori kebocoran laboratorium berpusat pada Institut Virologi Wuhan (WIV), yang disinggahi tim WHO untuk mewawancarai para penelitinya.
"Jika kita berbicara tentang kecelakaan di laboratorium, maka mereka seharusnya masih memiliki virus yang sama persis di laboratorium itu supaya bisa tidak sengaja dilepaskan," kata Prof Koopmans. "Kami tidak menemukan indikasi itu."
Namun, beberapa ilmuwan lain ingin memeriksa database virus yang dipegang oleh WIV, yang dihapus dari internet pada 12 September 2019.
Di tengah perdebatan tentang kebocoran laboratorium, Presiden Joe Biden memerintahkan intelijen AS untuk mengadakan penyelidikannya sendiri.
Tetapi laporannya, yang disampaikan kepada presiden minggu ini, tidak dapat menyimpulkan apakah virus itu muncul secara alami atau sebagai akibat dari kecelakaan di laboratorium,menurut media AS.
Baca juga: Penyelidikan Lanjutan Asal-usul Covid-19 Ditolak China, Ini Tanggapan WHO
Sementara itu, Prof Koopmans mengatakan kita mungkin tidak akan pernah menemukan "patient zero" atau pasien pertama dalam kasus pandemi Covid-19.
Tetapi tanpa lebih banyak studi ilmiah, tidak ada peluang untuk mencapai kesimpulan dari pertanyaan penting tentang bagaimana virus kelelawar bisa menyebabkan pandemi yang terus menyebabkan penyakit, kematian, dan kekacauan ekonomi di seluruh dunia.
"Kami harus benar-benar mencoba - tetapi tidak ada jaminan akan berhasil," katanya.
"Tapi yang perlu kita pelajari adalah, bagaimana kita bisa mengenali mana yang benar-benar 'kuman jahat'.
"Ada berbagai macam [virus kelelawar], jadi mana yang benar-benar berisiko tinggi?
"Dan bagaimana kita bisa mengenalinya?
"Itulah pelajaran yang sebenarnya bisa kita ambil dari studi ini."
Baca juga: Polemik Asal-usul Covid-19: China Tolak WHO Kembali Selidiki Wuhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.