Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Mandek, Peluang Ungkap Asal Usul Covid-19 Hampir Tertutup

Kompas.com - 27/08/2021, 20:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

JENEWA, KOMPAS.com - "Jendela peluang" untuk melakukan studi penting tentang awal mula pandemi Covid-19 hampir tertutup, kata para ilmuwan senior.

Tim yang ditunjuk Organisasi Kesehatan Dunia, WHO untuk mencari tahu penyebab wabah itu mengatakan prosesnya mandek.

Dan penundaan lebih lanjut dapat membuat studi penting itu "secara biologis mustahil".

Baca juga: Intelijen AS Masih Bingung Soal Asal-usul Covid-19

Dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Nature, mereka meminta para pemimpin dunia dan ilmiah untuk mempercepat studi tersebut "selagi masih ada waktu".

Ahli virologi Belanda Profesor Marion Koopmans, anggota tim WHO, mengatakan kepada BBC bahwa risiko pandemi semakin tinggi.

"Karena cara dunia berubah - peningkatan populasi, kepadatan, dan lebih banyak interaksi antara manusia dan hewan, kita perlu belajar di mana ada kesalahan dan bagaimana kita bisa menghindarinya di masa depan," ujarnya.

Tim WHO berkunjung ke Wuhan, China - tempat kasus pertama Covid dilaporkan - pada Januari lalu dan menerbitkan laporan pada bulan Maret yang merekomendasikan:

Tetapi karena hewan ternak berumur pendek dan bank darah menyimpan sumbangan dalam jangka tertentu, para peneliti khawatir bahwa informasi biologis yang berharga mungkin telah hilang.

Isu yang diperdebatkan secara politis tentang apakah virus itu bocor dari sebuah laboratorium di China juga membuat beberapa pekerjaan menjadi lebih sulit, kata Profesor Koopmans.

Baca juga: Kenapa Pangkalan Militer di AS Jadi Target Konspirasi China Soal Asal-usul Covid-19?

Semua jalur penyelidikan relevan, katanya, "namun ketika tuduhan bercampur dengan pertanyaan ilmiah, segalanya menjadi sangat sulit".

Namun, dalam laporan mereka tim WHO menyimpulkan bahwa meskipun tidak mungkin untuk menentukan bagaimana Sars-Cov-2 pertama kali menginfeksi manusia, "semua bukti yang ada" menunjukkan bahwa virus berasal dari hewan secara alami dan "bukan virus yang dimanipulasi atau dibuat".

Memicu kontroversi

Kerabat terdekat dengan Sars-Cov-2, kata Prof Koopmans, adalah virus yang ditemukan pada kelelawar liar.

Tetapi tetap ada "jeda waktu" yang signifikan dalam evolusi virus itu menjadi virus yang menginfeksi manusia. Hal itu hanya dapat dijelaskan dengan mengambil sampel dari hewan yang mungkin berperan sebagai "inang perantara".

Namun, laporan itu sendiri telah memicu kontroversi yang terancam membayang-bayangi upaya ilmiahnya.

Baca juga: Biden Dapat Laporan Intelijen Tak Meyakinkan soal Asal-usul Covid-19

Tim peneliti pada dasarnya "menilai" berbagai kemungkinan skenario asal-usul.

Kemungkinan besar, kata mereka, hewan ternak, barangkali spesies liar di peternakan bulu, adalah "inang perantara" antara kelelawar dan manusia.

Dan kemungkinan virus itu bocor dari laboratorium di China "sangat kecil".

Tetapi ini telah menyebabkan beberapa ilmuwan dan komentator mengatakan "teori kebocoran lab" telah terbantahkan.

"Dalam retrospeksi, ungkapan itu - 'kemungkinan sangat kecil' - mungkin bukan cara paling cerdas untuk menjelaskannya, mengingat ini telah menjadi inti perdebatan," kata Prof Koopmans kepada BBC News.

"Tapi itu sebenarnya tentang - dengan mempertimbangkan semua yang kami tahu, ke mana kami akan memprioritaskan [langkah ilmiah selanjutnya]."

Baca juga: WHO Akan Luncurkan Investigasi Asal Usul Covid-19 Kedua, Diklaim Beda Dari Sebelumnya

Tak sengaja dilepaskan

Kehebohan yang terus berlanjut atas teori kebocoran laboratorium berpusat pada Institut Virologi Wuhan (WIV), yang disinggahi tim WHO untuk mewawancarai para penelitinya.

"Jika kita berbicara tentang kecelakaan di laboratorium, maka mereka seharusnya masih memiliki virus yang sama persis di laboratorium itu supaya bisa tidak sengaja dilepaskan," kata Prof Koopmans. "Kami tidak menemukan indikasi itu."

Namun, beberapa ilmuwan lain ingin memeriksa database virus yang dipegang oleh WIV, yang dihapus dari internet pada 12 September 2019.

Di tengah perdebatan tentang kebocoran laboratorium, Presiden Joe Biden memerintahkan intelijen AS untuk mengadakan penyelidikannya sendiri.

Tetapi laporannya, yang disampaikan kepada presiden minggu ini, tidak dapat menyimpulkan apakah virus itu muncul secara alami atau sebagai akibat dari kecelakaan di laboratorium,menurut media AS.

Baca juga: Penyelidikan Lanjutan Asal-usul Covid-19 Ditolak China, Ini Tanggapan WHO

"Kuman jahat"

Sementara itu, Prof Koopmans mengatakan kita mungkin tidak akan pernah menemukan "patient zero" atau pasien pertama dalam kasus pandemi Covid-19.

Tetapi tanpa lebih banyak studi ilmiah, tidak ada peluang untuk mencapai kesimpulan dari pertanyaan penting tentang bagaimana virus kelelawar bisa menyebabkan pandemi yang terus menyebabkan penyakit, kematian, dan kekacauan ekonomi di seluruh dunia.

"Kami harus benar-benar mencoba - tetapi tidak ada jaminan akan berhasil," katanya.

"Tapi yang perlu kita pelajari adalah, bagaimana kita bisa mengenali mana yang benar-benar 'kuman jahat'.

"Ada berbagai macam [virus kelelawar], jadi mana yang benar-benar berisiko tinggi?

"Dan bagaimana kita bisa mengenalinya?

"Itulah pelajaran yang sebenarnya bisa kita ambil dari studi ini."

Baca juga: Polemik Asal-usul Covid-19: China Tolak WHO Kembali Selidiki Wuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com