Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Turunkan 1.000 Pasukan Tambahan ke Afghanistan untuk Evakuasi Warga AS

Kompas.com - 15/08/2021, 06:57 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan telah menyetujui pasukan militer tambahan ke Kabul untuk membantu penarikan mundur kedutaan AS dan memindahkan personel dari Afghanistan dengan aman.

Dalam sebuah pernyataan panjang, Biden membela keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan. Dia beralasan bahwa pasukan Afghanistan harus melawan pasukan Taliban yang menyapu negara itu.

"Berdasarkan rekomendasi tim diplomatik, militer, dan intelijen kami, saya telah mengizinkan pengerahan sekitar 5.000 tentara AS untuk memastikan kami dapat melakukan penarikan personel AS dan personel sekutu lainnya secara tertib dan aman," kata Biden pada Sabtu (14/8/2021) melansir Reuters.

Baca juga: Presiden Afghanistan Gelar Pertemuan Darurat dengan Para Pemimpin Lokal dan Mitra Internasional

Pasukan tersebut juga akan mendukung evakuasi beberapa warga Afghanistan melalui program visa khusus.

Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan dari 5.000 Biden yang diumumkan, 4.000 sudah diumumkan sebelumnya. Sekitar 1.000 baru disetujui dan akan berasal dari divisi udara ke-82.

Presiden ke-46 AS mengatakan bahwa pemerintahannya telah memberi tahu para pejabat Taliban di Qatar bahwa tindakan yang membahayakan personel AS, "akan ditanggapi dengan respons militer AS yang cepat dan kuat."

Tetapi dia juga mengatakan kehadiran militer AS yang tidak terbatas di Afghanistan, juga bukanlah suatu pilihan.

“Satu tahun lagi, atau lima tahun lagi, kehadiran militer AS tidak akan membuat perbedaan jika militer Afghanistan tidak dapat atau tidak akan mempertahankan negaranya sendiri. Dan kehadiran Amerika tanpa akhir di tengah konflik sipil negara lain tidak dapat diterima oleh saya," tambah Biden.

Biden secara resmi mengakhiri misi militer AS di Afghanistan pada 31 Agustus, saat ia berupaya melepaskan diri dari konflik yang dimulai setelah al Qaeda menyerang Amerika Serikat pada 11 September 2001.

Baca juga: Penduduk Afghanistan Tuduh Pemerintah Jual Mereka ke Taliban

Langkah Biden pada Sabtu (14/8/2021) dilakukan di tengah meningkatnya tekanan untuk menyesuaikan rencana penarikan pasukan AS di Afghanistan, yang menghasilkan beberapa kritik paling keras dalam enam bulan masa jabatannya.

Senator Republik Lindsey Graham melontarkan komentar di Twitter yang mencerminkan beberapa kritik: "Jika Presiden Biden benar-benar tidak menyesal tentang keputusannya untuk mundur, maka dia terputus dari kenyataan soal Afghanistan (saat ini)."

Taliban telah menyapu sebagian besar Afghanistan, merebut sebuah kota besar di Afghanistan utara pada Sabtu (14/8/2021) dan semakin dekat ke Kabul, di mana negara-negara Barat bergegas untuk mengevakuasi warganya dari ibukota.

Baca juga: Taliban Tinggal Sejengkal Lagi dari Ibu Kota, Ini Prioritas Presiden Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com