Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Taktik Taliban dan Mengapa Militer Afghanistan Tak Berdaya?

Kompas.com - 14/08/2021, 12:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Afghanistan berada di ujung tanduk, dan pasukan keamanan negara itu lumpuh setelah diserang bertubi-tubi oleh Taliban tanpa henti.

Kesengsaraan kian bertambah setelah Washington mengumumkan rencana evakuasi warganya di Kabul, mengakhiri kehadiran Amerika Serikat (AS) setelah hampir 20 tahun perang Afghanistan.

Dengan Taliban mengendalikan sebagian besar kota dan daerah pedesaan di negara itu, dan pasukan keamanan Afghanistan sebagian besar takluk, berikut beberapa pertanyaan dan jawaban yang dapat membantu menjelaskan situasi saat ini menurut AFP.

Baca juga: Kisah Perang Afghanistan: Awal Invasi AS dan Siapa Taliban?

Apa strategi Taliban?

Taliban yang sempat berjaya pada 1996-2001 tidak pernah menghindar dari mengatakan apa yang mereka inginkan.

Namun, yang belum diketahui adalah bagaimana tepatnya mereka akan mencapai tujuan sekarang. Apakah melalui pembicaraan, kekerasan, atau campuran keduanya.

Pada akhirnya strategi militer mereka terbukti cukup, yakni dengan menghujani pasukan pemerintah dengan serangan multi-cabang terhadap sasaran di seluruh negeri.

Anggota Taliban berpatroli di dalam kota Farah, ibu kota provinsi Farah, barat daya Kabul, Afghanistan, Rabu (11/8/2021).AP PHOTO/MOHAMMAD ASIF KHAN Anggota Taliban berpatroli di dalam kota Farah, ibu kota provinsi Farah, barat daya Kabul, Afghanistan, Rabu (11/8/2021).
Untuk melakukan itu, pertama mereka harus mendepak Amerika yang dilakukan dengan kesepakatan damai, dan berjanji tidak menyerang AS sebagai imbalan penarikan pasukan.

Bagian dari kesepakatan itu juga berarti Washington menekan pemerintah Afghanistan membebaskan ribuan tahanan Taliban, yang sebagian besar langsung bergabung kembali.

Dengan gencarnya pendudukan di ibu kota provinsi dalam delapan hari terakhir, Taliban kini mungkin memiliki kepercayaan diri menawari pemerintah Afghanistan kesempatan menyerah tanpa syarat.

Jika Kabul menolak keras, Taliban diperkirakan akan merebut ibu kota dengan paksa.

Baca juga: Bagaimana Taliban Bisa Merebut Wilayah-wilayah Afghanistan Begitu Cepat?

Apa yang terjadi dengan militer Afghanistan?

Korupsi, kurangnya keinginan untuk berperang, dan kekosongan yang diciptakan oleh keluarnya AS kemungkinan besar semua berperan dalam lesunya militer Afghanistan.

Selama bertahun-tahun, pemerintah AS mengeluarkan laporan yang merinci sejumlah besar korupsi di dalam pasukan keamanan Afghanistan.

Para komandan sering menyelewengkan uang yang dimaksudkan untuk pasukan mereka, menjual senjata di pasar gelap, dan berbohong tentang jumlah tentara di barisan mereka.

Foto yang diambil pada 1 Agustus 2021, pasukan komando Tentara Nasional Afghanistan berjalan menyusuri jalanan di Distrik Enjil, Provinsi Herat.AFP PHOTO/HOSHANG HASHIMI Foto yang diambil pada 1 Agustus 2021, pasukan komando Tentara Nasional Afghanistan berjalan menyusuri jalanan di Distrik Enjil, Provinsi Herat.
Pasukan Afghanistan juga sepenuhnya bergantung pada kekuatan udara AS, mulai dari logistik hingga serangan sekaligus pemeliharaan.

Lalu yang lebih buruk lagi, pasukan keamanan Afghanistan tidak pernah memiliki kepemimpinan yang efektif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com