Pernah bertugas di Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan, dia pernah menerima pelatihan perang di Jerman, Inggris, Polandia, dan AS.
Sebagai komandan yang jelas menjadi target bernilai Taliban, Sadat tidak pernah membicarakan keluarganya, bahkan di mana dia lahir.
Tetapi, dia selalu bersedia membahas perang, kondisi yang memungkinkannya mengatakan pencapaian secara percaya diri dan tanpa ampun.
"Setiap Taliban yang berusaha merebut Lashkar Gah akan berakhir di peti mati atau cacat seumur hidupnya," kata dia.
Hanya saja, dia mengakui butuh waktu lama untuk merebut kota seluruhnya.
Baca juga: Afghanistan Ganti Panglima Militer Lagi Saat Taliban Telah Rebut Banyak Wilayah secara Agresif
Pada 4 Agustus, Sami Sadat mengeluarkan perintah kepada warga Lashkar Gah untuk mengungsi, sehingga pasukannya bisa melancarkan serangan besar.
Hanya saja, dia memilih menahan diri dengan alasan tidak ingin melukai penduduk yang memutuskan tetap tinggal.
Sadat menjabarkan bagaimana mereka harus mencari dari rumah ke rumah untuk menemukan penduduk di kawasan yang disusupi pemberontak.
"Kami masih menemukan mereka, orang tua dan perempuan yang terperangkap, dan membawa mereka ke tempat aman," ujar dia.
Kesetiaan dan rasa hormat pasukan kepada Sadat menjadi faktor kunci mengapa Lashkar Gah masih memberi perlawanan hebat.
"Dua bukan tipe orang yang bakal memberi perintah dari belakang humvee. Dia melakukan segalanya demi pasukannya," ujar sumber internal Afghanistan.
Baca juga: Rebut 10 Ibu Kota Provinsi Afghanistan, Taliban Semakin Dekat ke Kabul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.