Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Afghanistan: Perang Saudara Bisa Pecah Kapan Saja

Kompas.com - 13/08/2021, 14:40 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sejauh ini, Taliban dilaporkan telah merebut 12 ibu kota provinsi di Afghanistan.

Meski kelompok pemberontak tersebut “hanya” memiliki sekitar 85.000 milisi, mereka telah berhasil menguasai banyak provinsi dan kota-kota besar.

Ketika AS dan NATO terus menarik pasukan mereka dari Afghanistan, Taliban dilaporkan memegang kendali atas 65 persen wilayah negara tersebut.

Laporan lain memprediksi, Taliban bisa saja mengepung ibu kota Afghanistan, Kabul, hanya dalam 30 hari.

Baca juga: Lashkar Gah dan Kandahar Jatuh ke Tangan Taliban, 12 Ibu Kota Provinsi Afghanistan Dikuasai Milisi

Hidup dalam Ketakutan

Fahim Sadat, kepala departemen hubungan internasional di Universitas Kardan di Kabul, mengatakan bahwa suasana ketakutan dan kecemasan menyeruak di jalanan.

"Setelah Idul Adha mereka mulai menyerang kota-kota besar. Serangan itu menimbulkan banyak kematian di antara warga sipil, belum lagi pasukan keamanan,” kata Sadat.

Menurut laporan PBB, lebih dari 5.000 wanita dan anak-anak di Afghanistan meninggal pada paruh pertama 2021 sebagaimana dilansir Sputnik, Jumat (13/8/2021).

Sementara hampir 300.000 lainnya telah mengungsi sejak Januari. Jutaan orang lainnya hidup dalam kemiskinan dan selalu membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Taliban Rebut Bandara Afghanistan di 2 Provinsi

Sadat menjelaskan, kondisi yang memburuk di negaranya disebabkan oleh penarikan pasukan AS dan NATO secara tiba-tiba.

"Pemerintah mengeklaim bahwa enam bulan dari sekarang, mereka dapat mengendalikan situasi. Tetapi mengingat kegagalan mereka sekarang, rakyat ragu itu akan terjadi,” ujar Sadat.

Pada April, dilaporkan bahwa jumlah pasukan keamanan nasional Afghanistan, termasuk tentara, polisi, pasukan khusus dan intelijen, mencapai sedikit lebih dari 300.000 personel.

Sementara itu, jumlah pasukan tempur Afghanistan diperkirakan mencapai 180.000 personel. Di sisi lain, Taliban disebut “hanya” memiliki antara 55.000 hingga 85.000 milisi.

Baca juga: Jerman Ancam Berhenti Beri Bantuan Keuangan jika Afghanistan Jatuh di Tangan Taliban

Bila dibandingkan secara kuantitas, jelas bahwa pemerintah Afghanistan lebih memiliki sumber daya manusia dibandingkan Taliban.

Meski jumlah sumber daya manusianya lebih rendah dibandingkan pemerintah Afghanistan, Taliban disebut berada di atas angin karena beberapa faktor.

Menurut Sadat, salah satunya adalah pengalaman bertemput Taliban selama 21 tahun terakhir sejak mereka digulingkan oleh pasukan asing.

Baca juga: Afghanistan Ganti Panglima Militer Lagi Saat Taliban Telah Rebut Banyak Wilayah secara Agresif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com