Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Tegakkan Lockdown di Sydney, Militer Australia Dikerahkan

Kompas.com - 30/07/2021, 12:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

SYDNEY, KOMPAS.com - Pemerintah Australia memutuskan mengerahkan militer untuk membantu menegakkan penerapan lockdown di Sydney.

Ratusan personel diberangkatkan untuk menguatkan otoritas setempat dalam menerapkan karantina wilayah di tengah kasus yang meningkat.

Varian Delta yang menyerang sejak Juni membuat otoritas kesehatan melaporkan lebih dari 3.000 kasus dan sembilan korban meninggal.

Baca juga: Sydney Darurat Nasional Covid-19, Remaja Diusulkan Masuk Prioritas Vaksinasi

Meski lockdown sudah diterapkan dalam lima pekan terakhir, infeksi Covid-19 di kota terbesar Australia itu tidak mengendur.

Pada Jumat (30/7/2021) seperti diberitakan BBC, pemerintah setempat mengonfirmasi adanya 170 kasus infeksi baru.

Namun, banyak pihak mempertanyakan seberapa parah urgensinya sehingga Canberra harus memberangkatkan militer.

Karantina wilayah yang diterapkan hingga 28 Agustus itu melarang warga meninggalkan rumah kecuali berolahraga, berbelanja, hingga merawat lansia.

Pasukan Pertahanan Australia (ADF) dilaporkan bakal menggelar latihan pada akhir pekan, sebelum mereka berpatroli Senin (2/8/2021).

Mereka akan bergabung bersama kepolisian setempat di daerah yang dianggap memiliki penularan tertinggi.

Baca juga: Varian Delta Masih Mengintai, Sydney Perpanjang Lockdown

Ratusan personel tersebut akan membantu kinerja polisia memastikan publik Sydney tidak melanggar batas perjalanan 10 km.

Menteri Polisi David Elliott mengatakan, kebijakan ini jelas membantu aparat karena banyak warga yang mengira takkan terpengaruh aturan itu.

Apalagi, informasi yang diberikan otoritas kesehatan menyatakan penularan paling banyak terjadi di warga yang punya izin bepergian.

Langkah Canberra dikritik Aliansi Advokat Australia, yang menyebut keberadaan militer itu merusak tatanan demokrasi.

Baca juga: Polisi Australia Minta Bantuan Militer untuk Tertibkan Lockdown Covid-19

Steve Christou, Wali Kota Dewan Cumberland juga melayangkan kritik terhadap langkah pemerintah pusat yang menerjunkan pasukan.

Menurutnya, kebijakan karantina akibat Covid-19 sudah menghantam pekerja sektor kritis dan keluarga miskin, serta etnis minoritas.

"Mereka sudah tidak bisa membayar cicilan rumah, sewa apartemen, makanan. Sekarang keberadaan militer akan jadi masalah baru," kata dia kepada SBS.

Banyak kalangan menyarankan agar pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison mempercepa vaksinasi penduduk "Negeri Kanguru".

Baca juga: Polisi Australia Buru Ribuan Demonstran Anti-Lockdown

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com