Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sydney Darurat Nasional Covid-19, Remaja Diusulkan Masuk Prioritas Vaksinasi

Kompas.com - 23/07/2021, 21:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Kasus penularan di negara bagian New South Wales sekarang dinyatakan sebagai "keadaan darurat nasional" dengan adanya 136 kasus baru dan satu kematian.

Kini Pemerintah Australia sedang mempertimbangkan usulan memberikan prioritas vaksin kepada warga yang muda di kawasan zona merah di Sydney saat ini, di saat pihak berwenang menyetujui penggunaan vaksin Pfizer bagi mereka yang berusia 12-15 tahun.

Kasus di negara bagian New South Wales (NSW) dalam 24 jam terakhir merupakan angka tertinggi harian sejak dimulainya lockdown di sana bulan lalu.

Baca juga: Seorang Pria yang PP Indonesia-Australia Tularkan Varian Delta di Brisbane

Menteri Utama NSW, Gladys Berejiklian, mengatakan penularan ini memliki kemungkinan berdampak bagi seluruh Australia, karena tidak ada pembatasan yang "sempurna" dan virus ini masih bisa menjalar ke tempat lain.

Oleh karena itu, Kepala Bidang Medis NSW, Kerry Chant, meminta kepada pemerintah federal untuk mempertimbangkan kembali strategi pemberian vaksin saat ini.

Kepala gugus tugas vaksin Australia, Letnan Jenderal John Frewen mengatakan usulan penggunaan vaksin Pfizer untuk warga muda di Sydney sedang dipertimbangkan.

"Ada keputusan yang harus diambil terkait apakah sebaiknya memiliki lebih banyak orang yang sudah divaksinasi penuh, atau sebaiknya memiliki lebih banyak warga yang sudah mendapat dosis pertama, dengan melihat penularan yang ada sekarang ini," kata Frewen dalam dengar pendapat dengan parlemen Australia di Canberra.

"Ya, kami sedang mempertimbangkannya sekarang."

Kepala gugus tugas vaksinasi Australia Letnan Jenderal John Frewen.ABC NEWS/IAN CUTMORE via ABC INDONESIA Kepala gugus tugas vaksinasi Australia Letnan Jenderal John Frewen.
Kepala Bidang Medis Australia Prof Paul Kelly mengatakan pemerintah federal sudah meminta kepada Departemen Kesehatan New South Wales rincian mengenai berapa banyak kasus di mana seseorang tidak menjalani karantina ketika dia menularkan virus.

"Dalam situasi penularan seperti ini, kita harus mempertimbangkan semua hal, seperti yang dikatakan oleh Letjen Frewen, mengenai bagaimana cara terbaik untuk melindungi yang lemah dan mengurangi penularan," kata Professor Kelly.

Baca juga: Warga Australia Geram Satu Keluarga Positif Covid-19 dari Indonesia Diizinkan Masuk ke Dalam Negeri

Setelah adanya 136 kasus baru yang diumumkan di NSW hari Jumat (23/7/2021), Menteri Utama NSW Gladys Berejiklian mengatakan sudah waktunya pemerintah memberikan perhatian lebih serius mengenai program vaksinasi, dan mempertimbangkan prioritas vaksin Pfizer bagi warga muda di kawasan yang memiliki kasus terbanyak di Sydney.

"Saya akan membicarakannya dalam Kabinet Nasional bahwa perhatian harus diberikan paling tidak agar lebih banyak warga mendapatkan dosis pertama, yang akan bisa mengurangi penularan," kata Berejiklian.

Letnan Jenderal Frewen mengatakan saat ini pemerintah pusat tidak memiliki vaksin Pfizer untuk dialokasikan karena semua pasokan sudah diberikan kepada negara-negara bagian.

Dia mengatakan sampai sekarang belum menerima permintaan resmi bagi vaksin Pfizer tambahan dari NSW.

Menteri Utama Australia Selatan Steven Marshall sudah dengan cepat mengatakan bahwa dia tidak akan memberikan dosis vaksin yang sudah dijatahkan untuk negara bagiannya ke NSW.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com