Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Perjalanan Julian Assange Membangun Web Kontroversial WikiLeaks

Kompas.com - 19/06/2021, 17:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Julian Assange yang lahir pada 3 Juli 1971 di Townsville, Queensland, Australia, adalah programmer yang mendirikan organisasi media bernama WikiLeaks.

Assange mempraktikkan apa yang disebut "jurnalisme ilmiah", yaitu jurnalisme yang menyediakan bahan sumber utama dengan komentar editorial minimal.

Melalui WikiLeaks, dirinya merilis ribuan dokumen internal atau rahasia dari berbagai entitas pemerintah dan perusahaan.

Baca juga: 6 Dokumen Rahasia Bocoran WikiLeaks yang Hebohkan Dunia

Keluarga Assange dikenal sering pindah ketika masih kecil. Dia dididik dengan kombinasi kursus homeschooling dan korespondensi.

Saat remaja, Assange menunjukkan bakat luar biasa dengan komputer. Dengan menggunakan julukan peretasan "Mendax", dia menyusup ke sejumlah sistem yang aman, termasuk NASA dan Pentagon.

Pada 1991, pihak berwenang Australia sempat mendakwanya dengan 31 tuduhan kejahatan dunia maya, di mana Assange mengaku bersalah dalam sejumlah besar tuduhan.

Namun, saat menjatuhkan hukuman, dia hanya menerima denda kecil sebagai hukuman. Hakim memutuskan bahwa tindakannya adalah hasil dari keingintahuan masa muda semata.

Beberapa dekade berlalu. Assange kemudian belajar fisika di University of Melbourne, tapi mengundurkan diri sebelum mendapatkan gelar, lantas bekerja sebagai konsultan keamanan komputer.

Baca juga: Julian Assange, Tokoh Keterbukaan atau Musuh Negara?

Assange membuat WikiLeaks pada tahun 2006 yang berisi dokumen sensitif atau rahasia.

Publikasi pertamanya, diunggah ke situs web WikiLeaks pada Desember 2006. Berisi pesan dari seorang pemimpin pemberontak Somalia yang mendorong penggunaan orang-orang bersenjata sewaan untuk membunuh pejabat pemerintah.

Keaslian dokumen tidak pernah diverifikasi, tapi kisah WikiLeaks dan pertanyaan tentang etika metodenya menutupi hal ini.

WikiLeaks lantas menerbitkan sejumlah informasi lainnya, termasuk rincian tentang fasilitas penahanan militer AS di Teluk Guantánamo di Kuba, daftar keanggotaan rahasia Partai Nasional Inggris, dokumen internal dari Scientology pergerakan, sampai email pribadi dari Unit Penelitian Iklim Universitas East Anglia.

Baca juga: Pendiri WikiLeaks Julian Assange Tidak Termasuk dalam Daftar Nama yang Diampuni Trump

Pada 2010, WikiLeaks memposting hampir setengah juta dokumen yang diperoleh dari analis intelijen Angkatan Darat AS Bradley Manning, yang kemudian disebut Chelsea Manning.

Dokumen ini berkaitan dengan perang AS di Irak dan Afghanistan. Sementara sebagian besar informasi sudah ada dalam domain publik. Pemerintahan Barack Obama mengkritik kebocoran tersebut sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.

Pada bulan November tahun itu, WikiLeaks mulai menerbitkan sekitar 250 ribu rahasia kabel diplomatik AS. Dokumen-dokumen ini sebagian besar berasal dari tahun 2007 hingga 2010, beberapa juga berasal dari tahun 1966.

Baca juga: AS Jerat Pendiri WikiLeaks dengan Tuduhan Pelanggaran UU Spionase

Di antara topik luas yang dibahas adalah upaya AS di belakang layar untuk mengisolasi Iran secara politik dan ekonomi, terutama sebagai tanggapan atas kekhawatiran akan ancaman Iran dalam pengembangan senjata nuklir.

Pemerintah di seluruh dunia bereaksi cepat dengan rilisnya dokumen ini. Banyak yang mengutuk publikasi tersebut. Assange jadi sasaran kemarahan.

Beberapa politisi AS bahkan menyerukan agar Assange ditangkap sebagai teroris. Tapi, aksi Assange dan WikiLeaks terus berlanjut, menolak berhenti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com