Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2021, 16:17 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura akhirnya mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac untuk melawan pandemi Covid-19.

Namun penggunaan vaksin buatan China itu hanya akan digunakan untuk program vaksinasi mandiri melalui 24 klinik kesehatan swasta di "Negeri Singa”.

Vaksin Sinovac di Singapura disuntikkan pertama kali pada Jumat (18/6/2021).

Baca juga: Covid-19 Kembali Melonjak, Singapura Ubah Jumlah Warga yang Boleh Makan di Tempat

Sejauh ini Pemerintah Singapura belum berencana menggunakan Sinovac untuk program vaksinasi nasional.

Hanya ada dua vaksin yang mendapat izin untuk vaksinasi nasional Singapura yaitu Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengungkapkan, pemerintah masih menunggu hasil uji klinis Sinovac sebelum memutuskan langkah lebih jauh.

Singapura saat ini memiliki 200.000 dosis vaksin Sinovac yang diterima dari China pada Maret lalu.

Hampir 50 persen dari 5,7 juta warga Singapura termasuk Permanent Resident dan pemegang izin tinggal jangka panjang, telah menerima suntikan dosis pertama vaksin Pfizer atau Moderna.

Diharapkan herd immunity atau kekebalan komunal dapat tercapai paling lambat pada akhir tahun 2021.

Baca juga: Mata-mata China yang Ditahan Singapura Dulunya Mahasiswa AS

Vaksin Pfizer dan Moderna diberikan secara gratis kepada warga. Namun warga yang memilih Sinovac harus membayar.

Harga vaksin Sinovac berbeda-beda di setiap klinik mulai dari paling murah 10 dollar Singapura (Rp 108.000) hingga paling mahal 25 dollar Singapura (Rp 269.000)

Walau efikasi Sinovac terpaut jauh dengan Pfizer dan Moderna, warga Singapura dilaporkan antusias mendaftarkan diri untuk divaksin dengan Sinovac.

Seperti diketahui, efikasi Pfizer dan Moderna masing-masing adalah 95 persen dan 94,1 persen, sedangkan efikasi Sinovac 51 persen.

Singapore Today, melaporkan klinik-klinik kewalahan menangani permintaan warga untuk divaksin Sinovac. Waktu menunggu disebutkan mencapai hingga 2 minggu atau lebih.

Salah satu klinik swasta bernama Rophi menerima ribuan permintaan vaksin Sinovac.

“Permintaan sangat luar biasa banyak. Klinik ini menjadi seperti gerai McDonald di Jakarta yang kewalahan menangani permintaan menu BTS Meal.” kelakar Dr Leong Ho Nam, pemilik Klinik Rophi yang juga pakar ternama penyakit menular

Kompas.com mencoba menghubungi sejumlah klinik pada Sabtu pagi (19/6/2021) namun nada dering telepon sibuk terus berbunyi.

Vaksin Sinovac menjadi alternatif bagi warga yang kurang percaya dengan teknologi mRNA yang dipakai di vaksin Pfizer dan Moderna.

Baca juga: Singapura Cabut Lockdown Parsial secara Bertahap Mulai 14 Juni

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Global
[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

Global
Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Global
Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Global
Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Global
Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Global
Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Global
Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Global
Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Global
Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Global
Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Internasional
Istri Kepala Mata-mata Militer Ukraina Diracun, Ada Konspirasi Internal?

Istri Kepala Mata-mata Militer Ukraina Diracun, Ada Konspirasi Internal?

Global
Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Global
Jumlah Warga Palestina yang Dibebaskan dan Ditahan Israel Saat Gencatan Senjata Hampir Sama Banyaknya

Jumlah Warga Palestina yang Dibebaskan dan Ditahan Israel Saat Gencatan Senjata Hampir Sama Banyaknya

Global
Raja Malaysia Minum Cendol bareng Pangeran Monako di Warung Pinggir Jalan

Raja Malaysia Minum Cendol bareng Pangeran Monako di Warung Pinggir Jalan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com