JENEWA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadirkan sisi yang sangat berbeda dari pemerintahan sebelumnya, dalam pertemuan pertama dengan Presiden Rusia, pada Rabu (16/6/2021).
Presiden ke-46 AS itu dikabarkan telah melakukan persiapan untuk menghindari kontroversi, seperti yang melanda mantan Presiden AS Donald Trump ketika dia bertemu dengan rekannya dari Rusia sebelumya.
Baca juga: Biden Beri Putin Hadiah Kristal Bison dan Kacamata Aviators Khusus
Biden dan Putin bertemu di Jenewa minggu ini untuk membahas topik mulai dari serangan siber hingga masalah hak asasi manusia.
Sebelumnya, para pemimpin sepakat bahwa hubungan AS dan Rusia saat ini tengah berada pada "titik terendah."
Kali ini Biden dan Putin tidak mengadakan konferensi pers bersama setelah pertemuan mereka.
Kondisinya lain dengan pertemuan pemimpin dari kedua negara sebelumnya, saat Trump dan Putin duduk berdampingan di Helsinki tiga tahun lalu.
Biden membuat pernyataannya sendiri kepada wartawan tentang pertemuan yang disebut "produktif" tersebut.
Presiden AS menegaskan bahwa dia akan memihak AS, di atas Rusia atau setiap negara lain.
Pernyataan tegas itu berbeda dari komentar tak terduga yang datang dari Trump, setelah pertemuan puncaknya sendiri dengan Putin.
"Saya mengatakan kepada Presiden Putin bahwa agenda saya bukan melawan Rusia atau siapa pun. Ini untuk rakyat Amerika," kata Biden pada Selasa (15/6/2021).
"Sepertinya kami berbicara dalam bahasa yang sama. Yang jelas ini tentu tidak menyiratkan bahwa kami saling memandang dan menemukan jiwa atau bersumpah dalam persahabatan abadi," tambahnya.
Baca juga: Gedung Putih Bantah Biden Mengangguk Setuju Saat Ditanya Apakah Dia Percaya Putin
Kembali pada 2018, Trump mengejutkan wartawan dan dunia, ketika dia secara mengejutkan menyatakan berpihak pada pemimpin Rusia dibanding badan intelijen AS.
Presiden ke-45 AS itu mengatakan tidak mengakui campur tangan Rusia berpengaruh dalam dalam pemilihan AS 2016.
Ketika ditanya apakah dia yakin Rusia atau komunitas intelijennya sendiri yang berada di balik dugaan campur tangan pemilu, Trump berkata, "Presiden Putin mengatakan itu bukan Rusia. Saya tidak melihat alasan mengapa itu terjadi."
Alih-alih membela badan intelijen AS, seperti yang diharapkan sebagian besar orang AS dari presidennya.