Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih Memihak Amerika, Ini Perbedaan antara Biden dan Trump Setelah Bertemu Putin

Presiden ke-46 AS itu dikabarkan telah melakukan persiapan untuk menghindari kontroversi, seperti yang melanda mantan Presiden AS Donald Trump ketika dia bertemu dengan rekannya dari Rusia sebelumya.

Biden dan Putin bertemu di Jenewa minggu ini untuk membahas topik mulai dari serangan siber hingga masalah hak asasi manusia.

Sebelumnya, para pemimpin sepakat bahwa hubungan AS dan Rusia saat ini tengah berada pada "titik terendah."

Kali ini Biden dan Putin tidak mengadakan konferensi pers bersama setelah pertemuan mereka.

Kondisinya lain dengan pertemuan pemimpin dari kedua negara sebelumnya, saat Trump dan Putin duduk berdampingan di Helsinki tiga tahun lalu.

Biden membuat pernyataannya sendiri kepada wartawan tentang pertemuan yang disebut "produktif" tersebut.

Presiden AS menegaskan bahwa dia akan memihak AS, di atas Rusia atau setiap negara lain.

Pernyataan tegas itu berbeda dari komentar tak terduga yang datang dari Trump, setelah pertemuan puncaknya sendiri dengan Putin.

"Saya mengatakan kepada Presiden Putin bahwa agenda saya bukan melawan Rusia atau siapa pun. Ini untuk rakyat Amerika," kata Biden pada Selasa (15/6/2021).

"Sepertinya kami berbicara dalam bahasa yang sama. Yang jelas ini tentu tidak menyiratkan bahwa kami saling memandang dan menemukan jiwa atau bersumpah dalam persahabatan abadi," tambahnya.

Kembali pada 2018, Trump mengejutkan wartawan dan dunia, ketika dia secara mengejutkan menyatakan berpihak pada pemimpin Rusia dibanding badan intelijen AS.

Presiden ke-45 AS itu mengatakan tidak mengakui campur tangan Rusia berpengaruh dalam dalam pemilihan AS 2016.

Ketika ditanya apakah dia yakin Rusia atau komunitas intelijennya sendiri yang berada di balik dugaan campur tangan pemilu, Trump berkata, "Presiden Putin mengatakan itu bukan Rusia. Saya tidak melihat alasan mengapa itu terjadi."

Alih-alih membela badan intelijen AS, seperti yang diharapkan sebagian besar orang AS dari presidennya.

"Saya menganggap kedua negara bertanggung jawab. Saya pikir Amerika Serikat bodoh. Saya pikir kita semua bodoh. ... Dan saya pikir kita semua yang harus disalahkan," kata Trump saat itu melansir Newsweek pada Rabu (16/6/2021).

Pihak Trump kemudian menarik kembali beberapa pernyataannya pada hari berikutnya. Mereka beralasan bahwa dia telah salah bicara, dan bahwa dia sebenarnya mendukung komunitas intelijennya sendiri.

Konferensi pers bersama itu memicu kegemparan baik dari Demokrat maupun Republik.

Ketua DPR saat itu Paul Ryan menolak gagasan "kesetaraan moral" antara kedua negara.

Sementara Pemimpin Mayoritas Senat saat itu, Mitch McConnell, mengatakan kepada wartawan, "Rusia bukan teman kami dan saya sepenuhnya setuju dengan penilaian komunitas intelijen kami."

Fiona Hill, yang pernah menjadi penasihat tinggi Rusia untuk Trump, mengatakan bahwa dia sangat khawatir selama pernyataan Trump tersebut.

Dia bahkan mengaku mencari alarm kebakaran dan mempertimbangkan untuk memalsukan keadaan darurat medis untuk mengakhiri konferensi.

"Saya hanya berpikir, mari kita hentikan ini dan mencoba untuk mengakhirinya. Saya tidak dapat menemukan apa pun yang tidak akan menambah tontonan yang mengerikan," kata Hill kepada CNN pada Selasa (15/6/2021).

Hill termasuk di antara sekelompok pakar Rusia yang dilaporkan membantu memberi pengarahan singkat kepada Biden menjelang pertemuannya sendiri dengan Putin.

Itu mungkin jadi langkah kunci yang membantu Biden menghindari keributan dengan media pada Rabu (16//6/2021).

Meskipun KTT Jenewa berakhir jauh lebih awal dari yang diharapkan, Biden mengatakan, "penting untuk bertemu secara langsung."

"Saya melakukan apa yang harus saya lakukan," kata Biden kepada wartawan pada konferensi pers tunggal.

Menurutnya agenda nomor satu, yaitu identifikasi bidang kerja praktis yang bisa dilakukan kedua negara, untuk memajukan kepentingan bersama dan juga bermanfaat bagi dunia.

Kedua, menyampaikan secara langsung bahwa AS akan menanggapi tindakan yang mengganggu kepentingan vitalnya atau kepentingan sekutunya.

“Dan ketiga, untuk dengan jelas menetapkan prioritas negara kita dan nilai-nilai kita sehingga dia mendengarnya langsung dari saya," terangnya.

Biden mengatakan dia akan terus menyuarakan keprihatinan tentang pelanggaran hak asasi manusia.

Salah satunya dengan menyatakan dukungan AS akan aktivis Rusia Alexei Navalny, dan dua warga negara Amerika yang dipenjara, Paul Whalen dan Trevor Reed.

"Saya menekankan kepada (Putin), itu sebabnya kami akan mengangkat keprihatinan kami tentang kasus-kasus, seperti Alexei Navalny.”

“Saya menjelaskan kepada Presiden Putin dan akan terus mengangkat isu-isu hak asasi manusia yang mendasar karena itulah kita. Itulah kami," kata Biden.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/17/140443270/lebih-memihak-amerika-ini-perbedaan-antara-biden-dan-trump-setelah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke