BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Pengacara untuk perawat yang sedang diselidiki dalam kematian Diego Maradona pada Rabu (16/6/2021) menuduh, para dokter yang membunuh legenda sepak bola Argentina itu karena kelalaian.
"Mereka membunuh Diego," kata pengacara Rodolfo Baque kepada wartawan dikutip dari AFP.
Ia mengatakannya setelah kliennya, perawat Dahiana Gisela Madrid, diinterogasi oleh jaksa.
Baca juga: Selidiki Kematian Maradona, Jaksa Interogasi Perawat Shift Siang
Maradona meninggal karena serangan jantung November lalu pada usia 60 tahun, beberapa minggu setelah menjalani operasi otak untuk pembekuan darah.
Madrid (36) adalah satu dari tujuh orang yang diselidiki atas kematian Diego Maradona.
Dewan ahli yang menyelidiki kematian Maradona menemukan, dia mendapat perawatan yang tidak memadai dan dibiarkan kesakitan dalam periode lama.
Baque bersikeras bahwa para dokter yang merawat Maradona yang harus disalahkan atas kematiannya, bukan kliennya.
Baca juga: Dituduh Lalai dalam Kematian Maradona, Perawat: Saya Hanya Ikuti Perintah
Dia mengatakan, Maradona saat itu dirawat karena masalah jantung tetapi pada saat bersamaan menjalani pengobatan psikiatri yang mempercepat detak jantungnya.
Ia juga mengungkap, Maradona pernah jatuh di rumah sakit dan ketika Madrid diminta melakukan CT Scan padanya, ajudan Maradona menolak.
Ajudan beralasan jika pers mengetahuinya itu akan terlihat buruk, kata Baque.
"Pada akhirnya, ada banyak tanda peringatan Maradona akan meninggal, kira-kira satu hari kemudian."
Dan tidak ada dokter yang melakukan apa pun untuk mencegahnya," kata Baque saat jeda interogasi Madrid, yang berlangsung selama lebih dari delapan jam.
Baca juga: 7 Dokter Maradona Disidang 14 Juni, Terancam Penjara 8-25 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.