Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Status Kewarganegaraan Bayi Pangeran Harry dan Meghan

Kompas.com - 08/06/2021, 13:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Sementara jika Harry mengajukan kewarganegaraan AS, itu akan mengharuskan dia untuk melepaskan gelarnya.

Harry juga akan diwajibkan membayar pajak ke AS, atas penghasilannya di seluruh dunia, menurut Undang-Undang Imigrasi dan Nasionalisasi.

Tidak diketahui apakah dia memiliki visa diplomatik atau visa khusus lainnya. Tapi sangat tidak mungkin dia memiliki visa turis karena itu akan melarangnya bekerja.

Baca juga: Pangeran Harry “Rusak Negara,” Ribuan Orang Tanda Tangan Petisi Copot Gelar Kerajaannya

Kekayaan Harry sebelumnya diperkirakan sekitar 30 juta poundsterling (Rp 605,6 miliar).

Dengan pundi-pundi sebesar itu, Harry mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan visa yang tersedia bagi pengusaha yang ingin berinvestasi di AS.

Pilihan lainnya adalah visa O-1 untuk 'individu dengan kemampuan atau prestasi luar biasa'.

Untuk mendapatkan visa O-1, Harry harus disponsori oleh organisasi yang berencana bekerja dengannya, dan dapat mengidentifikasi sektor mana yang menjadi keunggulannya, kemungkinan besar upaya filantropinya.

Visa jenis itu, biasanya disetujui selama tiga tahun, dan diperbarui setiap tahun setelah itu.

Anak-anak Sussex bukanlah bangsawan pertama dengan kewarganegaraan ganda.

Mantan istri Peter Phillips (cucu Ratu Elizabeth dari Putri Anne), Autumn adalah orang Kanada. Dia mempertahankan kewarganegaraannya ketika mereka menikah pada 2008.

Putri mereka Savannah dan Isla memiliki kewarganegaraan Kanada dan Inggris.

Baca juga: Anak Kedua Pangeran Harry dan Meghan Markle Lahir, Diberi Nama Diana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com