Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Membangun Proyek Kapal Baru, Jadi Cara Baru Hadapi Brexit

Kompas.com - 01/06/2021, 19:58 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Inggris dikabarkan akan membangun kapal baru untuk mempromosikan bisnis dan kepentingan perdagangannya di seluruh dunia pasca-keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Dilansir Reuters, Pemerintah Inggris pada Sabtu (29/5/2021) menyatakan, ini jadi sebuah langkah yang bisa meningkatkan industri pembuatan kapal yang sedang menurun.

Setelah kapal dibangun, Inggris siap menjadi tuan rumah negosiasi perdagangan tingkat tinggi dan pameran dagang. Soal biaya, Inggris baru akan lakukan konfirmasi setelah kontrak manufaktur dibawa dalam tender.

Baca juga: Cari Bukti China Rekayasa Covid-19, Inggris Rekrut Sumber di Dark Web

"Kapal nasional baru ini akan menjadi kapal pertama dari jenisnya di dunia, yang mencerminkan status Inggris yang sedang berkembang sebagai negara perdagangan maritim independen yang hebat," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Pemerintah mengklaim proyek itu akan menjadi kapal nasional pertama sejak HMY (Her Majesty's Yacht) Britannia dinonaktifkan pada 1997.

Inggris juga menyatakan, nama kapal akan diumumkan pada waktunya. Tapi The Sunday Telegraph melaporkan, pada bulan ini kapal akan dinamai dengan nama mendiang suami Ratu Elizabeth, Pangeran Philip.

Baca juga: Serrana, Kota Paling Sehat di Tengah Ancaman Covid-19 di Brasil

Promosi perdagangan global telah lama didukung para pendukung Brexit, yang menyoroti kemungkinan perjanjian perdagangan bebas baru pasca Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa.

Namun, para kritikus menyebut ada sejumlah gangguan perdagangan dengan Uni Eropa, yang merupakan pasar ekspor terbesar Inggris, menyusul keluarnya Ingris itu dari orbit Uni Eropa.

Baca juga: WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

Era baru Inggris dimulai setelah negara ini resmi meninggalkan Uni Eropa tepat pada 1 Februari 2020.

Inggris berhenti mengikuti aturan Uni Eropa pada 30 Januari 2020 pukul 23.00 waktu setempat, dan beralih pada pengaturan pengganti untuk perjalanan, perdagangan, imigrasi, dan kerja sama keamanan.

Saat itu, Johnson mengatakan bahwa "kebebasan sudah berada di tangan kami". Menurutnya, Inggris mampu melakukan berbagai hal secara berbeda dan lebih baik setelah proses Brexit yang panjang telah berakhir.

Saat resmi mengumumkan Brexit, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan, Inggris tetap menjadi teman dan sekutu.

Baca juga: WHO Ubah Nama Varian Virus Corona dengan Alfabet Yunani untuk Hindari Stigmatisasi

Di sisi lain, beberapa menteri Inggris sempat memperingatkan bahwa akan ada beberapa gangguan dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini terjadi karena aturan baru mulai berlaku. Perusahaan-perusahaan asal Inggris yang melakukan kongsi dagang dengan negara-negara Eropa juga mulai menerapkan perubahan tersebut.

Sejauh ini, para pejabat Inggris bersikeras bahwa sistem perbatasan baru semakin siap diberlakukan. Ini terjadi di tengah kekhawatiran perekonomian dan dagang yang berpotensi terpuruk pasca Brexit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com