ARIZONA, KOMPAS.com - Negara bagian Arizona di Amerika Serikat (AS) dilaporkan bersiap mengeksekusi terpidana mati menggunakan hidrogen sianida, dan "memperbarui" kamar gas dengan menggunakan teknik primitif.
Mengutip dokumen yang diperoleh Guardian melalui permintaan catatan publik, Departemen Pemasyarakatan Arizona diketahui menghabiskan lebih dari 2.000 dollar AS (Rp 28 juta) untuk penyediaan bahan-bahan gas mematikan.
Baca juga: KISAH MISTERI: Catatan Narapidana dari Neraka Holocaust di Kamp Auschwitz
Disebutkan bahwa gas tersebut sama dengan Zyklon B, yang digunakan Nazi di Auschwitz dan kamp pemusnahan lainnya.
Barang-barang yang dibeli departemen itu termasuk batu bata padat kalium sianida, pelet natrium hidroksida dan asam sulfat, melansir New York Post pada Senin (31/5/2021).
Negara bagian yang dikuasai Partai Republik itu juga "memperbarui" kamar gas di Florence, Arizona.
Kamar gas di tempat itu dibangun pada 1949. Tetapi itu tidak digunakan selama 22 tahun, menurut Guardian, mengutip dokumen yang diperolehnya.
Jendela dan pintu fasilitas itu diperiksa untuk memastikan segel ketat, saluran air dibersihkan dari puing-puing dan granat asap dinyalakan untuk mensimulasikan gas, menurut laporan itu.
Beberapa tindakan yang digunakan untuk menguji ruangan itu sangat primitif, termasuk memeriksa kebocoran gas dengan lilin, yang nyala apinya diamati untuk percikan.
Guardian melaporkan kamar tersebut dinyatakan “siap secara operasional” pada Desember tahun lalu.
Baca juga: Terungkap, Nazi Bantai Orang Yahudi Belanda di Kamar Gas Rahasia
Negara Bagian itu belum melakukan eksekusi apa pun sejak 2014. Ketika itu, eksekusi dilakukan kepada terpidana Joseph Wood, yang memakan waktu dua jam dan 15 suntikan sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.
Bulan lalu, Guardian melaporkan bahwa Arizona telah menghabiskan 1,5 juta dollar AS untuk sejumlah pentobarbital. Itu adalah obat yang sekarang diharapkan dapat digunakan sebagai metode injeksi mematikan utama di negara bagian itu.
Sementara itu, terpidana mati yang memilih kamar gas harus mempertimbangkan kasus ketika hukuman itu terakhir kali digunakan oleh negara.
Metode itu digunakan terakhir pada pada 1999, kepada Walter LaGrand. Dia dijatuhi hukuman mati karena perampokan bank pada 1982 dan menewaskan seorang pria.
Selama menjalani eksekusi mati dengan cara itu, terpidana diketahui mengalami "batuk dan tersedak yang menyiksa." Prosesnya memakan waktu 18 menit, menurut akun warga Tucson yang dikutip oleh Guardian.
"Ruang saksi menjadi sunyi saat kabut gas naik, seperti uap di pancuran, dan Walter LaGrand diselimuti awan uap sianida," laporan tersebut.