Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video TikTok Korban Holocaust Tuai Kritikan: dapat "Menyakitkan dan Menyinggung"

Kompas.com - 28/08/2020, 12:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - TikTok mendapatkan kritikan dari Auschwitz Memorial karena tren video, di mana anak-anak muda menggambarkan diri mereka sebagai korban Holocaust.

Auschwitz Memorial menilai video TikTok itu tidak pantas karena dapat "menyakitkan dan menyinggung."

Seperti yang dilansir dari CNN pada Kamis (27/8/2020), pihak museum lewat akun Twitter pada Rabu (26/8/2020), menanggapi penggunaan aplikasi milik China itu.

Beberapa pengguna TikTok mengenakan seragam bergaris, seperti yang dimiliki oleh tahanan kamp konsentrasi, atau ban lengan Bintang Daud yang dipaksa untuk digunakan oleh orang Yahudi di bawah Nazi.

Baca juga: Buntut Konflik Panjang dengan AS, Begini Nasib TikTok Sekarang

"Tren 'korban Holocaust' di TikTok bisa menyakitkan dan menyinggung. Beberapa video sangat dekat dan bahkan telah di luar batas dalam meremehkan sejarah," tweet Auschwitz Memorial.

"Tapi kita harus membahas ini untuk tidak mempermalukan dan menyerang anak muda yang motivasinya sangat beragam. Ini tantangan pendidikan," tambah organisasi itu.

Museum melampirkan pernyataan yang lebih panjang ke tweet tersebut yang memberikan kritik tentang peran media sosial dalam mengenang Holocaust.

Sementara, beberapa video TikTok dibuat oleh pengguna untuk menjadi bagian dari tren, daripada untuk mengenang para korban, yang lain tampaknya menjadi cara untuk mengekspresikan ingatan pribadi, kata pernyataan itu.

Baca juga: Resmi Gugat Pemerintah AS di Pengadilan, Begini Aduan dari TikTok

"Kami harus sangat berhati-hati dalam diskusi ini karena bahasa yang digunakan juga sangat sering di media sosial, yang kelihatannya membawa banyak emosi, yang kadang sangat kuat," kata pihak museum, yang sekali lagi memperingatkan agar tidak "memfitnah" mereka yang terlibat dalam tren Holocaust tersebut.

Media sosial adalah "bagian dari kehidupan dan komunikasi kita sehari-hari," lanjutnya, tetapi penghormatan harus diberikan kepada para korban.

"Pendidik harus bekerja dengan kaum muda untuk menyajikan fakta dan cerita, selain itu, juga mengajar dan mendiskusikan bagaimana memperingati dengan cara yang bermakna dan penuh hormat," terang Auschwitz Memorial.

Museum tersebut juga menyoroti bahwa ada masalah yang lebih besar dengan media sosial, termasuk algoritme yang diduga "mempromosikan" anti-Semitisme, dan platform yang memungkinkan konten penyangkalan Holocaust.

Baca juga: Balas Perintah Eksekutif Trump, TikTok Akan Gugat Kabinet AS ke Pengadilan

Sementara, TikTok tidak segera menanggapi kritikan dari Auschwitz Memorial pada Kamis (27/8/2020).

Namun, platform tersebut mengatakan dalam sebuah posting blog pada 20 Agustus bahwa dibutuhkan "pendekatan proaktif untuk menghentikan penyebaran kebencian terhadap kelompok ekstremis brutal."

Perusahaan itu memiliki "sikap tanpa toleransi" pada akun yang terkait dengan anti-Semitisme dan menghapus "pelecehan berbasis ras dan penolakan terhadap tragedi kekerasan, seperti Holocaust," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com