Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah TikTok, Trump Mempertimbangkan Blokir Alibaba

Kompas.com - 16/08/2020, 08:33 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan mempertimbangkan untuk memblokir aplikasi jual beli online Alibaba.

Hal itu diungkapkan Trump dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (15/8/2020) sebagaimana dilansir dari The New York Times.

Ketika apakah ada perusahaan milik China lainnya yang sedang dipertimbangkan untuk dilarang, seperti Alibaba, Trump menjawab: "Ya, kami sedang mempertimbangkan hal-hal lain."

Sebelumnya, Trump telah memberikan tekanan pada perusahaan asal China seperti berjanji untuk melarang TikTok dari AS.

Baca juga: Jack Ma Jual Sahamnya di Alibaba Senilai 8,2 Miliar Dollar AS

Diberitakan sebelumnya, Trump kembali menagih penjualan TikTok oleh ByteDance pada Jumat (14/8/2020).

Dia mengeluarkan perintah eksekutif baru, yang mengharuskan ByteDance menjual operasional TikTok di AS dalam 90 hari ke depan sebagaimana dilansir dari AFP.

Perintah tersebut didasarkan pada pelarangan masif yang diumumkan pekan lalu bahwa TikTok dan WeChat akan mengakhiri semua layanannya di Negeri “Uncle Sam".

Trump juga memerintahkan bahwa setiap penjualan saham Musical.ly di AS harus ditandatangani Komite Investasi Asing, yang akan diberi akses ke pembukuan ByteDance.

Baca juga: Trump Perpanjang Waktu Penjualan TikTok di AS Jadi 90 Hari, tetapi Ada Syarat Baru

Pada perintah eksekutif baru ini, TikTok juga diharuskan menghapus setiap data penggunanya di AS.

Presiden ke-45 AS itu sebelumnya memberi tenggat waktu 45 hari kepada orang-orang Amerika untuk berhenti berbisnis dengan TikTok, dan tenggat waktu itu juga ditetapkan untuk penjualan TikTok ke Microsoft.

Selain TikTok, WeChat juga kena getahnya karena dituding sama-sama membahayakan keamanan nasional.

China mengecam tindakan AS itu sebagai "manipulasi politik yang semaunya sendiri".

Baca juga: TikTok: Mengapa Jadi Ancaman Keamanan di Sejumlah Negara?

Trump mengklaim TikTok dapat dimanfaatkan China untuk melacak lokasi karyawan federal, melakukan pemerasan, dan melakukan spionase perusahaan.

TikTok yang aplikasinya sudah diunduh lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia berulang kali membantah bahwa mereka membocorkan data ke Beijing.

Sebelum TikTok dan WeChat, AS sebelumnya juga memblokir Huawei, yang dituduh sebagai alat spionase.

Baca juga: Jaga-jaga Diblokir AS, TikTok Akan Dirikan Pusat Data Pertama di Eropa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com