Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Perpanjang Waktu Penjualan TikTok di AS Jadi 90 Hari, tetapi Ada Syarat Baru

Kompas.com - 15/08/2020, 16:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (14/8/2020) kembali menagih penjualan TikTok oleh ByteDance.

Ia mengeluarkan perintah eksekutif baru, yang mengharuskan ByteDance menjual operasional TikTok di AS dalam 90 hari ke depan.

Perintah tersebut didasarkan pada pelarangan masif yang diumumkan pekan lalu bahwa TikTok dan WeChat akan mengakhiri semua layanannya di "Negeri Paman Sam".

Baca juga: TikTok: Mengapa Jadi Ancaman Keamanan di Sejumlah Negara?

ByteDance membeli aplikasi video karaoke Musical.ly sekitar tiga tahun lalu dalam kesepakatan senilai hampir 1 miliar dollar AS. Aplikasi itu kemudian berubah jadi TikTok dan menjadi populer di seluruh dunia.

Trump berpendapat, ada "bukti yang dapat dipercaya" bahwa pembelian Musical.ly oleh ByteDance "mengancam merusak keamanan nasional Amerika Serikat".

"Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, TikTok disukai oleh 100 juta orang Amerika karena ini adalah rumah untuk hiburan, ekspresi diri, dan koneksi," demikian keterangan ByteDance saat dimintai tanggapan oleh AFP.

"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan kegembiraan bagi keluarga dan karier yang bermakna bagi mereka, yang berkreasi di platform kami selama bertahun-tahun ke depan."

Baca juga: Jaga-jaga Diblokir AS, TikTok Akan Dirikan Pusat Data Pertama di Eropa

Perintah eksekutif baru ini berlaku sampai 90 hari ke depan, dan melarang akusisi serta melarang ByteDance memiliki saham jenis apa pun di Musical.ly.

Trump juga memerintahkan bahwa setiap penjualan saham Musical.ly di AS harus ditandatangani Komite Investasi Asing, yang akan diberi akses ke pembukuan ByteDance.

Pada perintah eksekutif baru ini, TikTok juga diharuskan menghapus setiap data penggunanya di AS.

Presiden ke-45 AS itu sebelumnya memberi tenggat waktu 45 hari kepada orang-orang Amerika untuk berhenti berbisnis dengan TikTok, dan tenggat waktu itu juga ditetapkan untuk penjualan TikTok ke Microsoft.

Baca juga: Sudah Bertemu Trump, Microsoft Lanjutkan Rencana Beli TikTok

Trump juga meminta Pemerintah AS mendapat bagian dari penjualan itu. Kritikus menuding kebijakan Trump tidak konstitusional dan mirip pemerasan.

Selain TikTok, WeChat juga kena getahnya karena dituding sama-sama membahayakan keamanan nasional.

China mengecam tindakan AS itu sebagai "manipulasi politik yang semaunya sendiri".

Trump mengklaim TikTok dapat dimanfaatkan China untuk melacak lokasi karyawan federal, membuat dokumen untuk memeras orang, dan melakukan spionase perusahaan.

TikTok yang aplikasinya sudah diunduh lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia berulang kali membantah mereka membocorkan data ke Beijing.

Sebelum TikTok dan WeChat, AS sebelumnya juga memblokir Huawei, yang dituduh sebagai alat spionase.

Baca juga: Sebut TikTok dan WeChat Ancaman AS, Trump Keluarkan Perintah Eksekutif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com