DUBLIN, KOMPAS.com - TikTok pada Kamis (6/8/2020) mengumumkan, mereka akan mendirikan pusat data pertama di Eropa yakni di Irlandia.
Itu dilakukannya setelah ada ancaman dari Amerika Serikat (AS), bahwa TikTok diduga membahayakan keamanan nasional "Negeri Paman Sam", sehingga akan diblokir oleh Donald Trump.
Roland Cloutier kepala keamanan informasi global TikTok mengatakan, proyek senilai 420 juta euro (Rp 7,25 triliun, kurs Rp 17.323/euro) itu akan mulai beroperasi pada awal 2022.
Baca juga: Sebut TikTok dan WeChat Ancaman AS, Trump Keluarkan Perintah Eksekutif
Dalam unggahan di blog ia menuliskan, akan "memainkan peran kunci untuk memperkuat perlindungan data pengguna TikTok, dengan sistem pertahanan keamanan fisik dan jaringan canggih, yang direncanakan dalam operasi ini."
"Pusat data regional baru ini akan memberikan manfaat nyata, termasuk memungkinkan waktu loading lebih cepat, yang akan membantu komunitas TikTok kami mendapat pengalaman lebih baik," lanjutnya dikutip dari AFP.
Data-data pengguna TikTok saat ini tersimpan di AS dan Singapura.
Baca juga: Bersiap Blokir TikTok dan WeChat di AS, Trump Mulai Obok-obok Sektor Bisnis
Aplikasi yang telah diunduh sekitar 1 miliar pengguna di seluruh dunia itu, saat ini menjadi fokus terbaru dalam konflik AS-China.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan memblokir TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance di China, kecuali jika operasionalnya di "Negeri Paman Sam" dijual segera ke perusahaan AS.
Menurut para pejabat AS, aplikasi itu menjadi risiko keamanan nasional karena dapat membocorkan jutaan data pribadi penggunanya ke intelijen China.
Beijing mambantah tuduhan itu, dan menuding AS melakukan manipulasi politik.
Baca juga: Trump Desak TikTok Dijual ke AS, China: Ini Manipulasi Politik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.