BEIRUT, KOMPAS.com - Sebanyak 16 staf pelabuhan Beirut ditahan, karena diduga ada andil di balik ledakan dahsyat yang terjadi di ibu kota Lebanon itu.
Keterangan itu disampaikan jaksa penuntut militer pada Kamis (6/8/2020) sebagaimana diwartakan kantor berita AFP.
Pihak berwenang Lebanon telah mengumumkan penyelidikan atas ledakan tersebut, yang diduga akibat terbakarnya 2.750 ton amonium nitrat di gudang pelabuhan Beirut.
Baca juga: Korban Tewas dari Ledakan Dahsyat di Beirut, Lebanon Kini Mencapai 149 Orang
Menteri Luar Negeri Lebanon pada Kamis berkata di radio Perancis, komite penyelidik diberi waktu empat hari untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Insiden pada Selasa (4/8/2020) itu menewaskan lebih dari 140 orang dan melukai setidaknya 5.000 penduduk.
Jaksa militer Fadi Akiki mengatakan, 18 staf pelabuhan Beirut dipanggil untuk interogasi, sedangkan 16 di antaranya masih dalam tahanan untuk menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Ledakan Dahsyat di Beirut Diragukan Dapat Menjadi Katalisator Perubahan Politik Lebanon
Mereka yang ditahan termasuk petugas pelabuhan dan bea cukai, serta pekerja pemeliharaan dan manajernya, ujar Akiki.