"Meski memiliki kelebihan, nama-nama ilmiah ini sulit diucapkan dan diingat, dan cenderung salah dilaporkan," kata WHO dikutip dari AFP.
Akibatnya orang sering menggunakan nama daerah varian itu berasal, sehingga menimbulkan stigmatisasi dan diskriminasi.
"Untuk menghindarinya dan menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, kantor-kantor berita, dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini."
WHO merancang penamaan varian baru virus corona ini selama beberapa bulan.
Saat ini yang dipilih adalah urutan abjad Yunani yang berisi 24 huruf, tetapi belum tahu bagaimana jika sudah habis.
Epsilon, Zeta, Eta, Theta, dan Iota sudah digunakan sebagai nama turunan varian baru virus corona.
Baca juga: Sukses Tangani Pandemi, Taiwan Minta Dukungan Indonesia agar Masuk WHO
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.