Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Lawan Israel dengan Hujan Roket, Seperti Apa Sistem Persenjataannya?

Kompas.com - 15/05/2021, 20:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

GAZA, KOMPAS.com - Walau kematian, kerusakan dan penderitaan muncul di kedua belah pihak dalam pertikaian Palestina-Israel, konflik ini sangat tidak seimbang.

Israel jelas kubu yang jauh lebih kuat. Dengan kekuatan tempur udara, drone bersenjata, dan sistem pengumpulan intelijen, Israel dapat dengan mudah menyerang target mereka di Gaza.

Israel membuat klaim bahwa serangan mereka hanya menyasar tempat-tempat yang digunakan sebagai basis kelompok militer Palestina.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Israel

Di sisi lain, kelompok Hamas meladeni kekuatan Israel dengan mengandalkan roket-roketnya.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, juga telah mengancam akan meningkatkan serangan, sembari memberi peringatan bahwa "bila Israel ingin meningkatkan (serangan), kami siap untuk itu," seperti yang dikutip AFP.

Namun kepadatan penduduk Palestina sangat tinggi. Ada juga fakta bahwa fasilitas Hamas dan Islamic Jihad berada dekat dan di antaranya tersembunyi di bawah bangunan warga sipil.

Konsekuensinya, mencegah jatuhnya korban sipil sama sekali tidak mungkin.

Meski berstatus sebagai kubu yang "lebih lemah", Hamas dan Islamic Jihad memiliki persenjataan yang dapat menyerang Israel.

Dua kelompok bersenjata di Palestina ini sudah mencoba berbagai taktik. Baru-baru ini sistem pertahanan Israel menembak jatuh drone, yang mungkin bersenjata, yang melintas ke wilayah Israel dari Gaza.

Seorang juru bicara militer Israel menyebut satu "tim elite Hamas" berusaha menyusup ke Israel melalui terowongan dari bagian selatan Jalur Gaza.

Militer Israel tampaknya, telah mewaspadai serangan ini. Dan menurut juru bicara tadi, penyusupan itu bisa mendorong mereka meledakkan terowongan tersebut.

Baca juga: Mengenal Nakba, Tragedi Pengusiran Warga Palestina Setelah Israel Berdiri

Israel tuduh militan di Gaza tembakkan lebih dari seribu rudal ke wilayah mereka sejak Senin lalu.REUTERS via BBC INDONESIA Israel tuduh militan di Gaza tembakkan lebih dari seribu rudal ke wilayah mereka sejak Senin lalu.
Sejauh ini, persenjataan paling signifikan di gudang senjata Palestina adalah berbagai macam rudal darat-ke-darat mereka.

Beberapa di antaranya diyakini diselundupkan melalui terowongan dari semenanjung Sinai di Mesir.

Terdapat dugaan, persenjataan lain seperti rudal anti-tank buatan Kornet, Rusia, yang digunakan dalam konflik beberapa hari terakhir, juga diselendupkan melalui terowongan itu.

Namun sebagian besar persenjataan Hamas dan Islamic Jihad diproduksi di pusat manufaktur yang relatif canggih di Jalur Gaza.

Sejumlah pakar dari Israel maupun negara lain yakin Iran berperan penting dalam membangun industri persenjataan tersebut.

Atas asumsi itu, Israel menjadikan pabrik dan gudang senjata di Gaza sebagai salah satu sasaran utama serangan militer mereka.

Baca juga: Iran Bantu Kembangkan Senjata Hamas untuk Lawan Israel

Militer Israel menyerang Gaza dengan pesawat tempur dan kekuatan darat.REUTERS via BBC INDONESIA Militer Israel menyerang Gaza dengan pesawat tempur dan kekuatan darat.
Sangat mustahil memperkirakan jumlah rudal yang dimiliki Hamas.

Rudal mereka diyakini memiliki daya jangkau yang beragam. Militer Israel memiliki perkiraan sendiri, tapi enggan membagikannya ke publik.

Para pejabat Israel hanya akan berkata bahwa mereka yakin Hamas dapat terus-menerus menembakkan rudal dalam kurun waktu lama.

Kelompok militan Palestina menggunakan berbagai macam rudal. Sejauh ini tidak terlihat kebaruan dalam desain dasar rudak mereka.

Akan tetapi, daya jangkau dan muatan eksplosif rudal itu diyakini meningkat.

BBC INDONESIA Jangkauan rudal Hamas

Hamas memiliki sejumlah rudal sistem jarak pendek seperti Qassam (daya jangkau 10 kilometer) dan Quds 101 (16 kilometer). Ada juga Grad dan Sejil, keduanya mampu melesat hingga 55 kilometer.

Rudal jarak pendek mungkin adalah inventaris terbesar Hamas. Untuk serangan jarak yang lebih pendek, mereka menggunakan tembakan mortir.

Tapi Hamas juga mengoperasikan berbagai sistem rudal jarak jauh seperti M-75 (hingga 75 kilometer), Subuh (100 kilometer), R-160 (120 kilometer), dan beberapa rudal M-302 (200 kilometer).

Jadi Hamas diyakini memiliki senjata yang dapat mencapai Yerusalem dan Tel Aviv serta seluruh jalur pantai yang merupakan rumah sebagian besar populasi dan lokasi infrastruktur penting Israel.

Baca juga: Kenapa Palestina Tidak Punya Tentara?

Sistem antirudal Kubah Besi Israel diklaim mampu membendung 90 persen serangan rudal militan Palestina.EPA via BBC INDONESIA Sistem antirudal Kubah Besi Israel diklaim mampu membendung 90 persen serangan rudal militan Palestina.
Militer Israel mengeklaim bahwa 200 dari lebih dari seribu roket yang ditembakkan ke Israel selama tiga hari terakhir, jatuh di Jalur Gaza. Ada yang menilai ini menandakan masalah dalam proses pembuatan senjata yang tumbuh di Gaza.

Militer Israel juga menyebut bahwa 90 persen dari semua rudal yang mencapai Israel dapat dicegat sistem anti-rudal Kubah Besi mereka.

Namun, sistem antirudal yang melindungi kota Ashkelon tampaknya tidak berfungsi akibat kerusakan teknis. Artinya, di balik keberhasilan teknisnya yang luar biasa itu, sistem itu bukan layar antirudal.

Kilatan cahaya terlihat saat sistem Kubah Besi Israel berusaha mencegat rudal militan Palestina yang diarahkan ke sekitar kawasan Ashkelon, Rabu (12/5/2021).REUTERS via BBC INDONESIA Kilatan cahaya terlihat saat sistem Kubah Besi Israel berusaha mencegat rudal militan Palestina yang diarahkan ke sekitar kawasan Ashkelon, Rabu (12/5/2021).
Untuk mengantisipasi tembakan rudal, hanya ada pilihan terbatas. Anda dapat menggunakan pertahanan antirudal. Anda bisa juga menyerang persediaan dan fasilitas produksi lawan.

Secara teori Anda juga dapat melakukan operasi darat untuk mendorong peluncur rudal kembali ke luar jangkauan efektif.

Namun semua itu tidak mungkin dilakukan dalam konflik ini. Palestina rentan karena strategi mereka tidak memiliki kedalaman strategis. Mereka juga tidak miliki tempat lain untuk berlindung.

Operasi darat untuk menahan tembakan rudal dimungkinkan. Tetapi seperti yang ditunjukkan dalam serangan besar terakhir Israel ke Gaza pada tahun 2014, korban jiwa yang muncul akan sangat besar.

Selama serangan Israel tahun 2014, 2.251 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil, tewas, sementara di pihak Israel 67 tentara dan enam warga sipil tewas.

Siklus saling menembakkan roket, respons dan serangan yang terus berulang ini tidak akan meningkat ke tahap selanjutnya.

Paling-paling, masa tenang akan bergulir sebelum konflik berikutnya dimulai kembali.

Banyak pakar menilai ketegangan di Yerusalem adalah pemicu eskalasi saat ini. Sebuah sinyal sekali lagi bahwa perselisihan Israel-Palestina tidak dapat diabaikan.

Baca juga: China Tuduh AS Abaikan Penderitaan Palestina dengan Blokir Pertemuan DK PBB

Seiring serangan Israel ke Gaza, Hamas mengancam akan menghancurkan Ashkelon.EPA via BBC INDONESIA Seiring serangan Israel ke Gaza, Hamas mengancam akan menghancurkan Ashkelon.
Walau begitu, seiring semakin banyaknya negara Arab yang berdamai dengan Israel,dan saat warga Palestina terpecah secara politik, serta karena masalah ini tidak jadi agenda utama pemimpin Israel, sulit melihat bagaimana upaya menuju perdamaian dapat dibuat.

Butuhkan kemajuan nyata di lapangan, upaya kuat dan berkelanjutan dari pihak luar. Namun faktor-faktor itu sepertinya belum terlihat.

---

Jonathan Marcus adalah pengamat hubungan internasional dan mantan koresponden isu pertahanan-diplomatik untuk BBC News

Baca juga: Yasser Arafat: Tokoh Perjanjian Damai untuk Tanah Palestina atas Konflik dengan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com