Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Inggris Ingin Pangeran William Jadi Raja Setelah Ratu Elizabeth II

Kompas.com - 20/04/2021, 06:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Publik Inggris disebut menginginkan Pangeran William menjadi raja setelah kekuasaan Ratu Elizabeth II berakhir.

Temuan itu dipaparkan lembaga survei Deltapoll yang mewawancarai 1.590 orang dewasa antara 31 Maret sampai 1 April.

Masyarakat dilaporkan ingin agar ayah William, Pangeran Charles yang saat ini adalah putra mahkota, supaya menyerahkan takhtanya ke putranya.

Baca juga: Pangeran William dan Pangeran Harry Bertemu Selama 2 Jam di Tengah Isu Keretakan

Dalam jajak pendapat itu, Duke of Cambridge unggul 20 poin, 47 berbanding 27 persen, dibanding Pangeran Charles.

Namun, responden berusia muda mengaku ingin agar anak bungsu, Pangeran Harry, yang menempati takhta Kerajaan Inggris.

Meski demikian, 51 persen publik menilai dia dan istrinya, Meghan Markle, sudah membuat citra kerajaan tercoreng.

Harry dan Meghan terus membuat publik Inggris terpolarisasi sejak memutuskan keluar dari kerajaan pada 2020.

Apalagi, mereka makin menjadi sorotan karena pada Maret tahun ini, mereka diwawancarai oleh Oprah Winfrey.

Dalam wawancara itu, pasangan Duke dan Duchess of Sussex itu menuduh ada anggota kerajaan yang mempertanyakan warna kulit anak mereka, Archie.

Baca juga: Pangeran Charles dan William akan Pimpin Pertemuan untuk Memutuskan Masa Depan Monarki Inggris

Adapun Meghan Markle mengaku, dia sempat ingin bunuh diri karena tak mendapat bantuan terkait proses kejiwaan saat hamil.

Survei itu jelas menjadi pukulan telak bagi Prince of Wales, yang berusaha memulihkan citranya dalam 20 tahun terakhir.

Pemulihan itu merujuk pada keputusan Charles bercerai dari Putri Diana pada 1996, dan kematian Princess of Wales setahun kemudian.

Hanya sekitar 40 persen yang masih ingin Ratu Elizabeth II tetap di posisinya hingga dia meninggal.

Sekitar seperlimanya ingin Ratu mundur saat kesehatannya tengah prima, seperti dilansir Daily Mirror pada awal April ini.

Baca juga: Setelah Pemakaman Pangeran Philip, Harry dan William Terlihat sedang Mengobrol

Graham Smith, CEO sebuah kelompok anti-monarki bernama Republic, menerangkan, apa pun hasil survei, Charles akan menjadi raja.

Meski begitu, Smith mencatat bahwa jajak pendapat itu menunjukkan bahwa masyarakat ingin adanya pilihan.

"Jurang yang besar di antara generasi memperlihatkan bagaimana kerajaan terputus dari dunia modern," paparnya.

Suksesi Kerajaan Inggris saat ini menjadi isu terhangat setelah suami Ratu, Pangeran Philip, meninggal pada 9 April.

Seusai pemakaman pada Sabtu (17/4/2021), Pangeran Charles menemui Pangeran William untuk membahas masa depan kerajaan.

Baca juga: Reuni William dan Harry Jadi Obat bagi Pendukung Monarki Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com