Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Ajak Putin Bertemu, Rusia Menganggapnya Sebagai Kemenangan

Kompas.com - 15/04/2021, 08:59 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com – Undangan yang dilayangkan Presiden Amerika Serikat (AS) kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap sebagai kemenangan oleh Moskwa.

Undangan tersebut berupa pertemuan puncak yang kemungkinan bakal digelar di Finlandia sebagaimana dilansir AFP, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Terungkap, Rusia Sebenarnya Enggan Berkonflik Langsung dengan AS

Para pejabat Rusia berseru bahwa Moskwa akhirnya diperlakukan dengan rasa hormat yang layak.

"Itu adalah langkah maju yang sangat penting ... berita dalam skala global," kata Ketua Komite Urusan Luar Negeri Majelis Tinggi Parlemen Rusia Konstantin Kosachev.

Pada Selasa (13/4/2021), melalui panggilan telepon, Biden menawarkan Putin untuk mengadakan pertemuan di tempat netral.

Percakapan via telepon tersebut terjadi ketika ketegangan antara Rusia dan Barat meningkat mengenai Ukraina.

Penumpukan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina telah memicu alarm dan peringatan luas dari NATO.

Baca juga: NATO Minta Rusia Hentikan Eskalasi Militer di Ukraina untuk Cegah Konflik Meluas

Biden menegaskan kembali dukungan AS terhadap pemerintah Ukraina dan mendesak Rusia untuk mengurangi ketegangan.

Namun di satu sisi, Biden juga menawarkan untuk mengadakan pembicaraan tatap muka pertamanya dengan Putin tentang berbagai masalah yang dihadapi AS dan Rusia.

Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia alias Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa tawaran itu akan "dipelajari”.

Di sisi lain, Putin dengan cepat menghubungi Presiden Finlandia Sauli Niinisto pada Selasa malam waktu setempat.

Baca juga: Rusia Tuduh AS dan NATO Jadikan Ukraina Tong Mesiu

Keduanya lantas membahas panggilan antara Putin dengan Biden dan rencana pertemuan “dua presiden”.

Finlandia menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi terakhir antara para pemimpin Rusia dan AS pada 2018 antara mantan Presiden AS Donald Trump dengan Putin.

"Kabar baiknya adalah bahwa para pemimpin dari dua kekuatan nuklir terbesar telah mengonfirmasi kesiapan mereka untuk bekerja sama," kata Ketua Komite Urusan Luar Negeri Majelis Rendah Rusia Leonid Slutsky.

Baca juga: Rusia Rayakan 60 Tahun Penerbangan Pertama Manusia ke Luar Angkasa

Kemenangan bagi Putin

Banyak yang menekankan bahwa rencana pertemuan itu adalah inisiatif AS.

Bahkan, oposisi Putin pun menganggap rencana pertemuan tingkat tinggi itu adalah kemenangan bagi Putin.

Legenda catur Rusia dan kritikus vokal Putin Garry Kasparov menulis di Twitter bahwa pertemuan itu hanya melegitimasi persamaan kekuatan antara Putin dengan Washington.

"Pertemuan puncak? Apa yang perlu dibicarakan AS dengan Putin? Itulah yang sangat diinginkan Putin, melegitimasi 1 lawan 1 dengan AS," kata Kasparov.

Baca juga: Pasukan Rusia Mendekat, Ukraina Ancam Mereka Bisa Terprovokasi

Sementara itu, para pengamat mengatakan bahwa sebagian dari alasan meningkatnya ketegangan di Ukraina adalah karena Kremlin sedang mengetes Biden.

Pasalnya, Biden sempat menyinggung peretasan di Rusia pada bulan lalu. Biden juga menyetujui pernyataan yang menyebut Putin sebagai "pembunuh".

Putin membalas penghinaan tersebut dengan mengatakan, “Anda sama buruknya dengan saya.”

Putin kemudian mengundang Biden untuk mengadakan diskusi online dalam beberapa hari. Biden menjawab bahwa keduanya akan berbicara suatu saat nanti.

Baca juga: Rusia Tegaskan Tak Akan Perang dengan Ukraina, tapi...

Fyodor Lukyanov, pemimpin redaksi Russia in Global Affairs, mengatakan Kremlin akan melihat undangan Biden sekarang sebagai perubahan.

"Di Rusia, prospek pertemuan akan ditampilkan sebagai pencapaian besar, dan dalam arti memang begitu, karena belum lama ini Biden mengatakan hal-hal yang ofensif tentang Putin,” kata Lukyanov.

Dia menambahkan, tingkat ketegangan antara Rusia dengan Ukraina yang berlangsung sdelama dua pekan terakhir telah mereda setelah panggilan telepon antara Biden dan Putin.

"Peregangan otot di sekitar Ukraina mungkin akan berhenti, karena bagaimanapun tidak ada yang membutuhkan bentrokan militer di sana,” sambung Lukyanov.

Baca juga: Tentara Rusia Segera Operasikan Robot Tank, Namanya Uran-9

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com