Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Minta Rusia Hentikan Eskalasi Militer di Ukraina untuk Cegah Konflik Meluas

Kompas.com - 14/04/2021, 11:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BRUSSELS, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada Selasa (13/4/2021) mengatakan pada Rusia untuk mengakhiri eskalasi militer di sekitar Ukraina yang "tidak dibenarkan".

Kekhawatiran tentang ketegangan Ukraina dan Rusia meningkat, karena konflik yang telah lama mendidih di timur Ukraina bisa kembali menjadi pertempuran yang lebih luas, setelah laporan pergerakan pasukan utama Rusia dan intensifikasi bentrokan dengan separatis yang didukung Moskwa.

"Pembangunan militer Rusia yang cukup besar tidak dapat dibenarkan, tidak dapat dijelaskan dan sangat memprihatinkan," kata Stoltenberg, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (14/3/2021).

Baca juga: Rusia Tuduh AS dan NATO Jadikan Ukraina Tong Mesiu

"Rusia harus mengakhiri pembangunan militer ini di dalam dan sekitar Ukraina, menghentikan provokasinya dan segera menurunkan ketegangan," lanjutnya.

"Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia telah memindahkan ribuan pasukan siap tempur ke perbatasan Ukraina, pasukan Rusia terbesar sejak aneksasi ilegal Krimea pada 2014," terangnya Stoltenberg.

Ukraina menekan kepada kekuatan Barat untuk memberikan dukungan "praktis" agar bisa mencegah agresi baru dari Moskwa. Ukraina bergabung dengan aliansi yang didukung AS pada 2008.

Baca juga: Rusia Rayakan 60 Tahun Penerbangan Pertama Manusia ke Luar Angkasa

"Rusia tidak akan dapat mengejutkan siapa pun lagi. Ukraina dan teman-teman kami tetap waspada," kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba bersama dengan kepala NATO.

"Kami tidak dan tidak akan kehilangan waktu, dan jika Moskwa mengambil langkah sembrono atau memulai kekerasan baru, itu akan memiliki konsekuensi besar dalam semua hal," jelas Kuleba.

Di tengah ketegangan Ukraina dan Rusia, Kuleba akan mengadakan pembicaraan di Brussel pada Selasa malam waktu setempat (13/4/2021) dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang telah kembali untuk melakukan pertemuan baru di NATO, setelah kunjungan bulan lalu.

Baca juga: Pasukan Rusia Mendekat, Ukraina Ancam Mereka Bisa Terprovokasi

Kremlin, yang tidak membantah pergerakan pasukan di sepanjang perbatasan, mengatakan pihaknya tidak berencana untuk berperang dengan Ukraina.

Namun, menambahkan bahwa pihaknya "tidak akan tetap acuh tak acuh" terhadap nasib antek Rusia di timur Ukraina.

Sementara itu, Moskwa pada Selasa (13/4/2021) telah menuduh Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya, telah mengubah Ukraina menjadi "tong mesiu", setelah Barat membunyikan alarm atas tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan.

Baca juga: Rusia Tegaskan Tak Akan Perang dengan Ukraina, tapi...

"Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya dengan sengaja mengubah Ukraina menjadi tong mesiu," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov, seperti dikutip oleh kantor berita Rusia.

Melansir AFP pada Selasa (13/4/2021), Ryabkov menambahkan bahwa negara-negara Barat meningkatkan pasokan senjata mereka ke Ukraina, memicu meningakatnya ketegangan Ukraina dan Rusia. 

Bentrokan antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Moskwa di timur Ukraina telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, membatalkan gencatan senjata yang ditengahi tahun lalu.

Baca juga: Tentara Rusia Segera Operasikan Robot Tank, Namanya Uran-9

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com