WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sehari sebelum Presiden Joe Biden mengumumkan pembatasan baru mengenai senjata api, penembakan massal ketujuh di tahun ini terjadi di Amerika Serikat.
Rencana untuk mengumumkan aturan baru sudah ada sebelum mantan atlet NFL membunuh lima orang di South Carolina.
Penembakan tersebut mengorbankan lebih banyak korban jiwa akibat penembakan massal di tahun 2021 menjadi 38 orang. Menurut Joe Biden, hal ini bagaikan 'epidemi'.
"Ini harus dihentikan," katanya.
Baca juga: Jelang 100 Hari Pertama Biden, Kasus Baru Covid-19 di AS Naik 10 Persen
Beberapa pembatasan yang akan dilakukan adalah:
Karena ghost gun dibuat sendiri yang dirakit dari beberapa bagian dan tidak memiliki nomor seri menjadikannya sulit untuk dilacak.
Di Amerika Serikat, perakitan ghost gun di rumah sah secara hukum dan pengecekan latar belakang pembeli tidak diberlakukan.
Aturan baru mengenai pistol sebagai senjata laras pendek, yang dapat mengubah pistol menjadi senapan, berarti pembelinya harus memiliki lisensi dari tingkat federal dan dicek identitasnya dengan lebih ketat.
"Melihat banyak orang meninggal setiap harinya akibat kekerasan akibat senjata di Amerika Serikat adalah noda atas karakter kebangsaan kita," kata Presiden Biden.
Baca juga: Rezim Kim Jong Un sebut Biden sebagai Gangster yang Sudah Salah Langkah
Selama kampanye pemilihan presiden tahun 2020, Joe Biden pernah menjanjikan pembatasan yang lebih ketat guna memerangi masalah kekerasan bersenjata.
Meski perintah eksekutif Presiden Biden terbatas, namun kalangan yang mendukung pembatasan senjata menyambutnya.
"Setiap langkah eksekutif ini akan membantu mengatasi masalah kekerasan bersenjata yang sudah berlangsung di tengah pandemi dan menunjukkan janji Presiden Biden untuk menjadi presiden pendukung keamanan bersenjata paling kuat dalam sejarah," kata John Feinblatt presiden Everytown for Gun Safety.
Dalam kampanye di tahun 2020, Presiden Amerika Serikat tersebut berjanji untuk mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah kekerasan akibat senjata di negara tersebut.
Rencana yang tercatat di situsnya ini menjanjikan langkah komprehensif, seperti larangan senjata dan rencana untuk membeli kembali senjata yang dijual di pinggir jalan Amerika.