Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Junta Militer Myanmar Gelar Pesta Mewah pada Hari Paling Berdarah sejak Kudeta

Kompas.com - 30/03/2021, 08:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin Junta militer Myanmar Min Aung Hlaing dilaporkan mengadakan pesta makan malam mewah Sabtu malam (27/3/2021), setelah pasukannya menembak dan membunuh lebih dari 100 orang pada hari paling mematikan sejak kudeta 1 Februari.

Melansir Insider pada Senin (29/3/2021) foto-foto Jenderal berseragam militer putih berjalan di karpet merah dan menyapa tamu saat makan malam di luar ruangan diunggah di media sosial selama akhir pekan.

Makan malam itu diadakan untuk peringatan Hari Angkatan Bersenjata, yang memperingati awal perlawanan Myanmar terhadap pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, menurut CNN.

Selama parade militer untuk menandai kesempatan itu pada hari sebelumnya, Min Aung Hlaing memberikan pidato di mana dia mengatakan dia ingin "menjaga demokrasi," sambil menentang "tindakan kekerasan," menurut BBC.

Perwakilan dari Rusia, China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos, dan Thailand menghadiri pesta makan malam Sabtu malam.

Gambar mengejutkan yang tersebar di media sosial dari pesta itu, sangat kontras dengan kondisi jalanan Myanmar, setelah sipil dihadapkan pada aksi kekerasan tentara yang paling mematikan pasca kudeta.

Baca juga: 114 Korban Tewas dalam Hari Protes Paling Berdarah Terbaru di Myanmar

Pasukan menewaskan sedikitnya 114 orang pada Sabtu (27/3/2021). Dengan korban tewas termasuk anak-anak, menurut penghitungan oleh outlet berita independen Myanmar Now.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan jumlah kematian 107, sementara penyiar yang dikelola militer Myawaddy TV jumlahnya adalah 45, menurut The Guardian.

Menurut perhitungan terbanyak, itu adalah hari paling mematikan sejak dimulainya kudeta pada 1 Februari, di mana militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Ekonomi kepada Myanmar Setelah Lebih dari 100 Orang Tewas dalam Sehari

Sebanyak 459 orang telah tewas selama kudeta tersebut, menurut hitungan oleh kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Menurut BBC, pasukan tampaknya menembak siapa pun yang mereka lihat di jalan-jalan pada Sabtu.

CNN melaporkan pasukan keamanan yang menembaki bangunan tempat tinggal dan penggerebekan dan penangkapan malam hari.

Di antara para korban hari itu adalah seorang warga Mandalay berusia 40 tahun. Dia ditembak dan dibakar hidup-hidup oleh pasukan, menurut Myanmar Now.

Pembunuhan berlanjut hingga Minggu (28/3/2021). Pasukan keamanan dilaporkan melepaskan tembakan ke pemakaman seorang siswa berusia 20 tahun di kota Bago, menurut Reuters.

Baca juga: Thailand Paksa Mundur Pengungsi yang Kabur dari Serangan Udara Myanmar

Pertumpahan darah pada Sabtu memicu pernyataan bersama yang langka dari menteri pertahanan 12 negara termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan, orang-orang yang dilayaninya," bunyi pernyataan itu, melansir BBC.

Presiden AS Joe Biden juga mengutuk pembunuhan tersebut.

"Ini benar-benar memalukan dan berdasarkan laporan yang saya dapatkan, banyak orang telah terbunuh sama sekali tidak perlu," ujarnya melansir The Guardian pada Minggu (28/3/2021).

BBC melaporkan China dan Rusia belum bergabung dengan kritik internasional atas kudeta tersebut, yang berarti tindakan apa pun melalui Dewan Keamanan PBB tidak mungkin dilakukan.

Baca juga: Situasi Myanmar Makin Buruk, Militer Gelar Serangan Udara ke Penduduk Desa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com