Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kilang Minyak, Awalnya Dianggap Mengganggu

Kompas.com - 29/03/2021, 16:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Untuk memisahkan berbagai unsur, minyak bumi dipanaskan dalam bejana dan mengembunkan uap yang dihasilkan menjadi fraksi cair sebagaimana dilansir Britannica.

Awalnya, produk utamanya dari proses ini adalah minyak tanah sebagai minyak lampu pembakaran yang lebih bersih dengan kualitas yang lebih konsisten daripada minyak ikan paus.

Produk mentah dengan titik didih paling rendah dari tempat penyulingan kala itu adalah nafta, produk yang sekarang disulingkan lagi menjadi bensin.

Teknik pengeboran minyak tersebut dengan cepat menyebar ke Rusia dan pada 1890, penyulingan minyak memproduksi minyak tanah dan bahan bakar minyak dalam jumlah besar.

Baca juga: Inspirasi Energi: Gas Alam Jadi Sumber Energi Primer pada 2050, Salip Minyak dan Batubara

Ekspansi mesin pembakaran dalam

Perkembangan mesin pembakaran dalam pada tahun-tahun terakhir abad ke-19 menciptakan pasar kecil untuk nafta mentah.

Perkembangan otomotif pada pergantian dari abad ke-19 ke abad ke-20 secara tajam meningkatkan permintaan akan bahan bakar minyak yang berkualitas.

Karena permintaan bahan bakar otomotif meningkat, metode untuk distilasi minyak mentah terus menerus dikembangkan menjadi pengilangan minyak yang semakin modern.

Setelah 1910, permintaan bahan bakar minyak untuk otomotif mulai melebihi kebutuhan pasar minyak tanah.

Akhirnya pengilangan minyak dipacu untuk mengembangkan teknologi baru guna semakin meningkatkan kualitas bahan bakar minyak.

Baca juga: Israel Serang 12 Kapal yang Membawa Minyak dan Senjata dari Iran ke Suriah

Perkembangan mesin pesawat yang lebih bertenaga di akhir 1930-an memunculkan kebutuhan untuk meningkatkan karakteristik pembakaran bensin dan mendorong pengembangan aditif bahan bakar untuk meningkatkan kinerja mesin.

Selama 1930-an dan Perang Dunia II, proses pengilangan minyak bumi canggih yang melibatkan penggunaan katalis meningkatkan kualitas bahan bakar minyak dan selanjutnya meningkatkan pasokannya.

Proses ini memungkinkan industri perminyakan untuk memenuhi permintaan pesawat tempur berperforma tinggi bahkan untuk transportasi alam jumlah yang semakin banyak setelah perang berakhir.

Dekade 1950-an dan 1960-an membawa permintaan skala besar untuk bahan bakar jet dan minyak pelumas berkualitas tinggi.

Permintaan produk minyak bumi yang terus meningkat juga memicu kebutuhan untuk memproses lebih banyak jenis minyak mentah menjadi produk berkualitas tinggi sehingga teknologi kilang minyak terus berkembang.

Baca juga: Pemberontak Houthi Tembakkan Rudal ke Fasilitas Minyak Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com