Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Kilang Minyak, Awalnya Dianggap Mengganggu

KOMPAS.com – Kilang minyak alias pengilangan minyak mentah tak terlepas dari keberhasilan pengeboran sumur minyak.

Sebelumnya, minyak bumi hanya tersedia dalam jumlah yang sangat kecil dan pemanfaatannya amat sangat terbatas.

Melansir American Chemical Society, minyak bumi sebenarnya sudah digunakan lebih dari lima ribu tahun yang lalu di peradaban Mesopotamia.

Orang-orang Sumeria, Asyur, dan Babilonia menambang rembesan minyak bumi ke permukaan kemudian dijadikan aspal untuk keperluan arsitektur, membangun jalan, mendempul kapal, dan obat-obatan.

Setelah itu, pengetahuan tentang minyak bumi dan penggunaannya menurun kepada orang-orang Romawi.

Di belahan benua lain, suku Seneca di Pennsylvania (kini negara bagian di AS) mengumpulkan rembesan minyak bumi selama ratusan tahun.

Rembesan minyak bumi tersebut digunakan sebagai salep, pengusir serangga, dan tonik. Ketika orang-orang Eropa tiba di Benua Amerika, mereka yakin bahwa rembesan minyak bumi yang diambil suku Seneca efektif untuk mengobati keseleo dan rematik.

Rembesan minyak bumi tersebut juga bisa terbakar namun mengeluarkan asap yang berbau tidak sedap. Sehingga tidak biasa digunakan untuk penerangan.

Ketika itu, lilin dan minyak ikan paus merupakan sumber daya utama yang digunakan untuk penerangan. Minyak ikan paus juga digunakan untuk pelumasan.

Tetapi permintaan minyak ikan paus terus meningkat dan harganya menjadi meroket. Situasi ini dibarengi dengan dengan perkembangan transportasi mekanis dan industrialisasi.

Tuntutan ini memicu pencarian sumber daya baru. Pada 1840-an, Abraham Gesner, seorang ahli geologi, berhasil mengubah mineral bitumen menjadi minyak di New Brunswick.

Gesner menyebutnya "keroselain" dari Bahasa Yunani untuk "lilin" dan "minyak", yang kemudian menjadi kerosene alias minyak tanah.

Awalnya dianggap mengganggu

Rembesan minyak bumi ke permukaan awalnya dianggap mengganggu oleh pengusaha sumur garam karena sering muncul ke permukaan bersamaan dengan air garam.

Di Tarentum, Pennsylvania, AS, Samuel Kier dan ayahnya memiliki sumur garam dengan rembesan minyak bumi. Keluarganya mulanya merasa terganggu dengan hal itu.

Kier mengira minyak yang mencemari sumurnya mirip dengan “minyak obat” yang diminum istrinya untuk penyakit serius.

Analisis kimia membuktikan kedua minyak tersebut identik dan pada 1852, Kier mulai memasarkan minyak dari sumur garamnya sebagai "Kier's Petroleum" atau "Rock Oil".

Kier mengklaim “obatnya” mampu menyembuhkan luka bakar, borok, kolera, asma, gangguan pencernaan, rematik, dan kebutaan.

Seiring berjalannya waktu, sumur garam Kier menghasilkan lebih banyak rembesan minyak bumi, jadi dia mulai mencari kegunaan lain untuk itu.

Dia mengirim sampel ke Profesor James Curtis Booth dari Franklin Institute di Philadelphia, yang kemudian menjadi presiden American Chemical Society.

Analisisnya menentukan bahwa minyak bumi dapat dimurnikan untuk digunakan dalam penerangan.

Berbekal gambar yang diberikan oleh Booth, Kier mulai menyuling rembesan minyak bumi tersebut menjadi apa yang dia sebut "minyak karbon" dan dijual 1,50 dollar AS per galon.

Saat itu belum ada alat yang cocok untuk membakar minyak produksi Kier. Dia mulai bereksperimen membuat alat penerangan yang memungkinkan minyak hasil sulingannya terbakar lebih terang, meski masih mengeluarkan bau yang tidak menyenangkan.

Meski bau yang dihasilkan tidak menyenangkan, cahaya yang dihasilkan dari alat penerangan buatannya lebih terang. Kier memutuskan untuk membangun alat penyulingannya lagi.

Setelah itu, dewan kota melarang penyulingan minyak bumi karena bahaya kebakaran, Kier memindahkan operasinya ke luar batas kota Pittsburgh.

Beberapa orang lain berhasil menghilangkan bau tidak sedap dari minyak bumi hasil sulingan dengan mengolahnya dengan asam.

Namun, kegunaan minyak bumi sebagai bahan bakar penerangan menemui hambatan baru yakni mengeluarkannya dari dalam tanah untuk jumlah yang besar.

Pengeboran Minyak

Seiring berjalannya waktu, di Ontario, Kanada, ada pihak yang berhasil mengambil minyak bumi dari dalam tanah pada 1858 melalui pengeboran.

Berselang setahun kemudian, pada 1859, pengeboran untuk mengambil minyak bumi dari dalam berhasil dilakukan di Titusville, Pennsylvania, AS.

Sejak saat itu, kehadiran minyak bumi mentah bukan lagi menjadi hambatan. Kehadiran minyak mentah dalam jumlah banyak menginspirasi pengembangan sistem pemrosesan skala besar.

Akhrinya, tercetuslah pemikiran untuk menyuling minyak mentah dalam skala besar. pengilangan minyak paling awal menggunakan unit distilasi sederhana.

Untuk memisahkan berbagai unsur, minyak bumi dipanaskan dalam bejana dan mengembunkan uap yang dihasilkan menjadi fraksi cair sebagaimana dilansir Britannica.

Awalnya, produk utamanya dari proses ini adalah minyak tanah sebagai minyak lampu pembakaran yang lebih bersih dengan kualitas yang lebih konsisten daripada minyak ikan paus.

Produk mentah dengan titik didih paling rendah dari tempat penyulingan kala itu adalah nafta, produk yang sekarang disulingkan lagi menjadi bensin.

Teknik pengeboran minyak tersebut dengan cepat menyebar ke Rusia dan pada 1890, penyulingan minyak memproduksi minyak tanah dan bahan bakar minyak dalam jumlah besar.

Ekspansi mesin pembakaran dalam

Perkembangan mesin pembakaran dalam pada tahun-tahun terakhir abad ke-19 menciptakan pasar kecil untuk nafta mentah.

Perkembangan otomotif pada pergantian dari abad ke-19 ke abad ke-20 secara tajam meningkatkan permintaan akan bahan bakar minyak yang berkualitas.

Karena permintaan bahan bakar otomotif meningkat, metode untuk distilasi minyak mentah terus menerus dikembangkan menjadi pengilangan minyak yang semakin modern.

Setelah 1910, permintaan bahan bakar minyak untuk otomotif mulai melebihi kebutuhan pasar minyak tanah.

Akhirnya pengilangan minyak dipacu untuk mengembangkan teknologi baru guna semakin meningkatkan kualitas bahan bakar minyak.

Perkembangan mesin pesawat yang lebih bertenaga di akhir 1930-an memunculkan kebutuhan untuk meningkatkan karakteristik pembakaran bensin dan mendorong pengembangan aditif bahan bakar untuk meningkatkan kinerja mesin.

Selama 1930-an dan Perang Dunia II, proses pengilangan minyak bumi canggih yang melibatkan penggunaan katalis meningkatkan kualitas bahan bakar minyak dan selanjutnya meningkatkan pasokannya.

Proses ini memungkinkan industri perminyakan untuk memenuhi permintaan pesawat tempur berperforma tinggi bahkan untuk transportasi alam jumlah yang semakin banyak setelah perang berakhir.

Dekade 1950-an dan 1960-an membawa permintaan skala besar untuk bahan bakar jet dan minyak pelumas berkualitas tinggi.

Permintaan produk minyak bumi yang terus meningkat juga memicu kebutuhan untuk memproses lebih banyak jenis minyak mentah menjadi produk berkualitas tinggi sehingga teknologi kilang minyak terus berkembang.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/29/162011470/sejarah-kilang-minyak-awalnya-dianggap-mengganggu

Terkini Lainnya

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke