NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Militer Myanmar mendapat serangan sanksi bertubi-tubi dari penjuru dunia, mulai dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris.
Terbaru, pada Senin (22/3/2021) AS dan Uni Eropa sama-sama menjatuhkan sanksi ke militer atas kudeta Myanmar dan tindakan keras terhadap para demonstran.
Bahkan tak hanya militer, anak-anak para jenderal pun ikut kena dan polisi Myanmar tak luput dari sanksi.
Baca juga: Militer Myanmar Berniat Balas Dendam karena 4 Temannya Tewas, 1.500 Warga Desa Mengungsi
Berikut adalah rangkuman sanksi-sanksi yang menghujani militer Myanmar hingga Selasa (23/2/2021).
Presiden AS Joe Biden pada Rabu (10/2/2021) memutus akses keuangan para pemimpin militer Myanmar, ke dana 1 miliar dollar AS (Rp 13,9 triliun) di "Negeri Paman Sam".
"Saya kembali menyerukan kepada militer Burma untuk segera membebaskan para pemimpin dan aktivis politik demokratis yang sekarang mereka tangkap, termasuk Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint," kata Biden kala itu, dikutip dari AFP.
Sanksi Myanmar dijatuhkan Biden setelah Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mewanti-wanti juga akan menjatuhkan sanksi.
Baca juga: Joe Biden Putus Akses Keuangan Jenderal Myanmar ke AS sebagai Sanksi Kudeta Militer
Inggris dan Kanada pada Kamis (18/2/2021) menjatuhkan sanksi kepada para jenderal Myanmar, atas pelanggaran HAM akibat melakukan kudeta militer.
Sanksi Inggris ditujukan kepada Menteri Pertahanan Jenderal Mya Tun Oo, Menteri Dalam Negeri Letnan Jenderal Soe Htut, dan Wakil Menteri Dalam Negeri Letjend Than Hlaing.
Sanksi Myanmar yang berlaku adalah melarang para jenderal itu bepergian ke Inggris, dan membekukan aset apa pun yang mungkin mereka miliki di "Negeri Ratu Elizabeth".
Kemudian Menteri Luar Negeri Kanada Marc Garneau mengumumkan daftar sanksi yang lebih banyak, yaitu 9 pejabat Myanmar.
Baca juga: Jenderal Myanmar Kena Sanksi Inggris dan Kanada, Termasuk Para Menteri
AS pada Senin (22/2/2021) mengumumkan sanksi lagi kepada 2 pemimpin junta militer Myanmar, yaitu Jenderal Maung Maung Kyaw yang memimpin Angkatan Udara, dan Letnan Jenderal Moe Myint Tun.
"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang melakukan kekerasan dan menekan keinginan rakyat."
"Kami tidak akan goyah dalam mendukung rakyat Burma," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, merujuk pada nama lama Myanmar.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Baru untuk 2 Pemimpin Junta Militer Myanmar
Kemenkeu AS pada Rabu (10/3/2021) mem-blacklist dua anak dewasa pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, yakni Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon.