Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Filipina Kerahkan 220 Kapal di Laut China Selatan, Ini Jawaban China

Kompas.com - 23/03/2021, 06:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

MANILA, KOMPAS.com - China memberikan jawaban setelah Filipina menuduhnya mengerahkan 220 kapal di Laut China Selatan.

Manila menyatakan pada Minggu (21/3/2021), kapal itu dikemudikan milisi "Negeri Panda" dan terlihat di Karang Whitsun di 7 Maret.

Kedutaan Besar China di Manila merilis pernyataan, bahwa klaim yang dilontarkan Filipina "tidak masuk akal".

Baca juga: 3 Alasan China Mengeklaim Hampir Seluruh Laut China Selatan

Dalam keterangan kedutaan, kapal itu hanyalah kapal biasa yang baru saja kembali setelah menerjang ganasnya ombak.

Selama bertahun-tahun, China terlibat sengketa di Laut China Selatan dengan beberapa negara Asia Tenggara.

Selain Filipina, Beijing berseteru dengan Vietnam dan Malaysia, sebagaimana diberitakan Sky News Senin (22/3/2021).

Otoritas Filipina menyerukan agar 220 kapal itu meninggalkan kawasan karang, yang mereka sebut sebagai Julian Felipe Reef.

Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menegaskan, masuknya kapal itu jelas bentuk provokasi militerisasi kawasan.

"Pengerahan, kehadiran, dan aktivitas kapal China yang terus-menerus melanggar kedaulatan Filipina," demikian keterangan kementerian luar negeri.

Baca juga: Filipina Merasa Dikepung 220 Kapal Milisi China yang Masuk Perairan Mereka

Manila menuding, masuknya kapal China melanggar stabilitas dan pelanggaran komitmen Beijing mempromosikan perdamaian kawasan.

Sejak 2016, pengadilan internasional sudah menolak klaim Beijing sebanyak 90 persen di Laut China Selatan.

Meski sudah ditolak, "Negeri Panda" membangun pulau buatan diperlengkapi rudal, radar, dan landasan pacu.

Baca juga: 220 Kapal Penangkap Ikan China Masuk Perairan Filipina, Nyaris Ditembak

Beijing selalu berkilah, pulau itu mereka bangun hanya untuk tujuan mempertahankan wilayah mereka.

"Negeri Panda" begitu gigih mengeklaim laut tersebut karena jalur perdagangan utama dunia, dan punya cadangan gas maupun minyak bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com