Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurita Bisnis Militer Myanmar, dari Pariwisata hingga Tambang Batu Mulia

Kompas.com - 12/02/2021, 23:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Adapun proses demokratisasi dan pemulihan kekuasaan sipil pada 2011 silam tidak banyak mengusik imperium bisnis Tatmadaw, lapor Amnesty.

Namun kemenangan Aung San Suu Kyi yang mendulang lebih dari 80 persen suara pada pemilihan umum November silam menggoyang kekuasaan militer, tutur Francoise.

“Kemenangan ini mengancam sebagian kekayaan mereka, dan mungkin melandasi keputusan untuk melancarkan kudeta.”

Pasca kudeta, militer dilaporkan memperkuat kontrolnya terhadap perusahaan-perusahaan negara, termasuk sektor minyak dan gas yang dianggap lahan basah.

Stop investasi asing

Hal ini menempatkan perusahaan-perusahaan asing dalam posisi pelik. Tapi sejauh ini hanya perusahaan bir Jepang, Kirin, dan perusahaan energi Singapura Puma, yang sudah menyatakan hengkang dari Myanmar pasca kudeta.

Sementara raksasa minyak Perancis, Total, yang memiliki 31,24 persen ladang gas Yadana di Myanmar, mengaku masih mempelajari dampak kudeta. Pada 2019 silam, Total membayar 257 juta dollar AS kepada pemerintah Myanmar.

“Kami mengimbau perusahaan minyak dan gas agar mengakhiri hubungannya dengan perusahaan migas Myanmar dan keluar dari negeri kami,” kata Yadanar Maung, juru bicara Justice for Myanmar.

Hal senada diungkapkan Debbie Stothard dari organisasi HAM, Federation for Human Rights. Terutama Singapura sebagai investor terbesar Myanmar "memiliki nilai tawar yang tinggi” untuk menggandakan tekanan internasional terhadap junta militer.

“Sejumlah petinggi Tatmadaw banyak berinvestasi di Singapura sejak pertengahan 2000-an. Tren ini menguat sejak beberapa tahun terakhir,” kata dia.

Jika militer memang berniat melindungi kekayaannya lewat kudeta, maka penghentian hubungan bisnis dengan Myanmar terasa lebih mendesak, papar Yadanar Maungh.

“Tanpa langkah yang tegas, militer akan terus melakukan tindak kekerasan terhadap rakyat dan demokrasi tidak akan punya harapan lagi."

Baca juga: Markas Partai Suu Kyi Dijarah Militer Myanmar, Uang di Brankas Raib

Sumber: (DW Indonesia/RZN/HP disadur oleh Aditya Jaya Iswara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com