BANGKOK, KOMPAS.com - Pedemo pro-demokrasi Thailand kembali terjun ke jalan-jalan di Bangkok pada Rabu (10/2/2021), setelah hampir dua bulan vakum.
Mereka membunyikan panci dan wajan, taktik yang ditiru dari pengunjuk rasa Myanmar saat berdemo menentang kudeta militer.
Demo Thailand pecah lagi sehari setelah pengadilan menolak jaminan untuk empat tokoh demokrasi terkemuka, yang dijerat dengan hukum pencemaran nama baik kerajaan.
Baca juga: Militer Myanmar Bingung? Surati Rekan Sesama Pelaku Kudeta di Thailand Minta Bantuan Demokrasi
Sejak demo pro-demokrasi dimulai pada Juli 2020, lebih dari 50 demonstran didakwa berdasarkan undang-undang dan terancam hukuman 15 tahun penjara.
Puncaknya adalah saat puluhan ribu orang berkumpul di Bangkok untuk mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-Cha.
Kemudian yang terbaru pada Rabu (10/2/2021), ribuan pedemo memadati distrik perbelanjaan di pusat kota dengan meneriakkan "Prayut, pergi" sambil memukul panci dan wajan.
Baca juga: Revolusi Demonstrasi “Ala Pemuda” Masa Kini dari Thailand, Hong Kong ke Myanmar
"Hari ini hari pertama pertempuran tahun ini," kata pemimpin demo Panusaya Sithijirawattanakul.
"Tujuan kami tahun ini adalah membawa jutaan orang ke jalan, dan ketika lebih banyak yang keluar tuntutan kami akan menjadi kenyataan," lanjutnya dikutip dari AFP.
Setelah malam tiba, mereka menyerbu kantor polisi terdekat dan meluapkan amarah karena beberapa pengunjuk rasa ditahan.
Namun, sekitar pukul 21.00 waktu setempat penyelenggara demo mengumumkan demonstrasi sudah berakhir.
Baca juga: Dari Pria Bertelanjang Dada sampai Wanita Bergaun Pengantin Berdemo di Myanmar
Sejumlah pekerja migran Myanmar ikut serta dalam demo Thailand, dengan dalih solidaritas atau nilai-nilai pro-demokrasi.
Sementara itu di Myanmar sendiri, banyak orang membunyikan panci dan wajan setiap malam.
Praktik itu secara tradisional dikaitkan dengan pengusiran roh jahat, tetapi kali ini dipakai untuk mengusir para jenderal.
Selain meniru pemukulan alat-alat dapur, beberapa pedemo Thailand pada Rabu juga membawa poster pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi.
Para pengunjuk rasa Myanmar pun mendapat inspirasi dari demo pro-demokrasi Thailand.
Mereka mengacungkan salam tiga jari, yaitu simbol perlawanan bagi gerakan demokrasi Thailand.
Baca juga: Militer Myanmar Gerebek dan Hancurkan Markas Besar Partai Aung San Suu Kyi di Yangon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.