Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Blokir Medsos Clubhouse yang Dipakai "Ngerumpi" Topik Terlarang

Kompas.com - 11/02/2021, 16:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China pada Senin malam (8/2/2021) langsung memblokir aplikasi media sosial Clubhouse, yang dipakai netizen "Negeri Panda" membicarakan topik-topik terlarang.

Isu-isu yang dirumpikan warganet antara lain penahanan massal orang-orang Uighur, demo pro-demokrasi di Hong Kong, dan kemerdekaan Taiwan.

Negara pimpinan Xi Jinping itu memang dikenal otoriter dan ketat mengawasi tindak-tanduk rakyatnya di internet, termasuk larangan memakai media sosial internasional seperti Facebook dan Twitter.

Baca juga: Netizen China Serbu Medsos Clubhouse yang Viral untuk Bahas Topik Terlarang

Namun, aplikasi medsos Clubhouse yang belum lama naik daun sempat lolos dari sensor untuk sementara waktu.

Aplikasi buatan Amerika Serikat (AS) berbasis audio itu berkonsep ruang obrolan dengan percakapan langsung via suara.

Pada Senin malam, pengguna tanpa VPN mendapat notifikasi tentang koneksi tidak aman, dan sebuah ruang obrolan berbahasa Mandarin langsung membahas pemblokiran aplikasi.

Grup-grup obrolan teratas beralih membicarakan pemblokiran, dan beberapa pengguna berbahasa China langsung khawatir apakah mereka akan dipantau langsung oleh pemerintah.

Baca juga: Apa Itu Clubhouse, Medsos Baru yang Dipopulerkan Elon Musk

"Saya melihat banyak ruang obrolan tentang masalah lintas-Selat dan isu-isu sensitif... dan merasa aplikasi ini tidak akan bertahan lama," keluh seorang warganet berbahasa China setelah aplikasi diblokir, merujuk pada masalah di Taiwan.

"Apa yang terhadi setelah pemblokiran adalah menyusun daftar orang-orang di platform," kata netizen lainnya cemas, dikutip Kompas.com dari AFP.

Clubhouse diluncurkan pada Mei 2020 dan sementara ini baru tersedia di perangkat Apple, gawai yang hanya mampu dibeli orang-orang kaya China.

Pamornya meroket setelah dipopulerkan Elon Musk di YouTube-nya awal bulan ini.

Clubhouse tidak bisa diakses secara langsung oleh pengunduhnya. Pengguna harus mendapat invitasi dulu dari pengguna lain untuk membukanya.

Invitasi itu secara gelap dijual di marketplace Taobao dan situs-situs e-commerce lainnya. Harganya berkisar 10-100 yuan (Rp 21.700-217.000).

Baca juga: Zuckerberg Bikin Kejutan, Muncul Tiba-tiba di Medsos Clubhouse

Kaiser Kuo pembawa acara Sinica Podcast yang berfokus pada China, men-twit beberapa obrolan di sebuah room yang membahas situasi Uighur.

Dari percakapan itu ia menceritakan, Han sebagai kelompok etnis dominan di China dan orang-orang di komunitas Uighur saling berinteraksi.

"Tanggapan seorang pria Uighur yang meyakinkan wanita ini bahwa kita adalah teman, dan kekejaman ini membuat kebutuhan akan persahabatan menjadi lebih penting," kicaunya di Twitter.

Jurnalis AFP juga mendengar seseorang berbicara di room dan mengidentifikasi dirinya sebagai orang China.

Dia menyatakan penentangannya terhadap "kamp konsenstrasi" meski mengakui keberadaan fasilitas itu.

Contoh lain, seorang netizen berkata dia percaya dengan beberapa penelitian di Barat tentang kamp-kamp penahanan Uighur, tetapi merasa jumlahnya mungkin dibesar-besarkan.

Baca juga: 5 Misteri Virus Corona yang Belum Dipecahkan Tim WHO di China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com