Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Jadi Sasaran Protes Massa Anti-Kudeta Myanmar Setelah Diduga Dukung Junta Militer

Kompas.com - 11/02/2021, 15:44 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

YANGON, KOMPAS.com - Ratusan demonstran anti-kudeta Myanmar berunjuk rasa di kedutaan besar China di Yangon pada Kamis (11/2/2021), menuduh Beijing mendukung junta militer, meski China membantah.

"Dukung Myanmar, jangan dukung diktator," demikian bunyi salah satu tulisan dari papan pendemo anti-kudeta Myanmar berbahasa China dan Inggris.

Melansir Reuters pada Kamis (11/2/2021), salah satu pendemo mengatakan kepada media Myanmar, "Kementerian China terlihat bertindak untuk mendukung kudeta militer."

Baca juga: Militer Myanmar Bingung? Surati Rekan Sesama Pelaku Kudeta di Thailand Minta Bantuan Demokrasi

Pada Rabu malam (10/2/2021), kedutaan besar China mengunggah pernyataan di Facebook membantah laporan di internet, dengan mengatakan satu-satunya penerbangan kargo yang dilakukan pihaknya adalah untuk pengiriman barang-barang ekspor, seperti makanan laut.

Sebelumnya, viral kabar di Myanmar bahwa China mengirimkan personel teknis ke negara yang tengah berkonflik pasca-kudeta.

Baca juga: Joe Biden Putus Akses Keuangan Jenderal Myanmar ke AS sebagai Sanksi Kudeta Militer

Setelah unggahan itu, pada Kamis (11/2/2021), halaman Facebook kedutaan besar China tidak dapat diakses.

Ketika ditanya tentang rumor yang beredar soal keberpihakan China kepada Myanmar dnegan mengirim peralatan dan pakar TI, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan dia belum mendengarnya.

"Ada informasi dan rumor palsu tentang China terkait Myanmar," kata Wenbin.

Baca juga: Revolusi Demonstrasi “Ala Pemuda” Masa Kini dari Thailand, Hong Kong ke Myanmar

Ia menegaskan bahwa China mengikuti situasi Myanmar dengan cermat dan berharap semua pihak akan memperhatikan pembangunan dan stabilitas nasional.

China secara tradisional dicurigai oleh masyarakat Myanmar, di mana negara komunis itu memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang signifikan serta sering mendukung posisi Myanmar terhadap kritik Barat.

Sementara, negara-negara Barat mengutuk keras kudeta militer 1 Februari.

Baca juga: Dari Pria Bertelanjang Dada sampai Wanita Bergaun Pengantin Berdemo di Myanmar

China tampak lebih berhati-hati dengan menekankan pentingnya stabilitas Myanmar.

Beberapa media pemerintah China menyebut pengambilalihan pemerintahan oleh militer sebagai "perombakan kabinet".

Di satu sisi, China tetap menyetujui pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan tahanan lainnya, serta menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat Myanmar.

Baca juga: Gaya Kreatif Demonstran Menentang Kudeta Militer Myanmar: Mantan Saya Buruk, tapi Militer Lebih Buruk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com