Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Republik Terpecah, Bersiap Bentuk Partai Baru Lawan Trump

Kompas.com - 11/02/2021, 14:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Puluhan mantan anggota Partai Republik membicarakan pembentukan partai pecahan, untuk menentang arah partai yang membela Donald Trump dan berupaya merusak demokrasi AS.

Empat orang yang terlibat dalam diskusi itu mengatakan kepada Reuters bahwa diskusi tahap awal melibatkan mantan pejabat Republik, di antaranya era pemerintahan Ronald Reagan, George HW Bush, George W Bush, Trump, serta mantan duta besar Republik dan ahli strategi Republik.

Lebih dari 120 orang yang menghadiri pertemuan Zoom pada Jumat lalu (5/2/2021) untuk membahas rencana pembentukkan kelompok pecahan yang akan berjalan berdasarkan "prinsip konservatifisme", meliputi ketaatan untuk Konstitusi dan supremasi hukum, ide-ide yang menurut mereka telah dihancurkan oleh Trump.

Baca juga: Mengerikan, Orangtua Diminta Dampingi Anak Jika Tonton Bukti Video Pemakzulan Trump

Menurut sumber yang dilansir dari Reuters pada Kamis (11/2/2021), partai pecahan itu rencananya adalah untuk mencalonkan kandidat dalam beberapa kontestasi politik, selain itu juga untuk mendukung kandidat kanan-tengah di pertarungan lain, baik itu dari Partai Republik, independen atau Demokrat.

Evan McMullin mengatakan kepada Reuters bahwa ia menjadi tuan rumah yang mengadakan pertemuan Zoom dengan para mantan pejabat Republik yang menentang penguasaan Trump terhadap Republik dan membalikkan nilai nativis yang dimiliki partai.

McMullin adalah kepala direktur kebijakan untuk Konferensi Republik DPR dan mencalonkan diri sebagai calon independen dalam pemilihan presiden 2016.

Baca juga: Sidang Pemakzulan, Trump Disebut sebagai Panglima Penghasut

Tiga sumber lainnya mengkonfirmasi kepada Reuters tentang pertemuan dan diskusi itu untuk membahas potensi partai pecahan Republik. Namun, mereka menolak untuk menyebutkan nama.

Dalam pertemuan tersebut hadir John Mitnick, penasehat umum untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah pemerintahan Trump; Charlie Dent, mantan anggota Kongres Partai Republik; wakil kepala staff di Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah Trump; dan Miles Taylor, mantan pejabat keamanan dalam negeri Trump lainnya.

Pembicaraan itu menyoroti keretakan intrapartai yang luas atas klaim palsu Trump atas penipuan pemilu dan penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari yang mematikan.

Sebagian besar Partai Republik tetap sangat setia kepada mantan presiden, tetapi yang lain mencari arah baru untuk partai tersebut.

Baca juga: Twitter Pastikan Trump Tidak Akan Dapat Miliki Kembali Akun di Platform Itu

DPR memakzulkan Trump pada 13 Januari atas tuduhan menghasut pemberontakan dengan mendesak ribuan pendukung untuk berbaris di Capitol pada saat Kongres berkumpul untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden atas pemilu AS 2020.

Peserta pertemuan virtual itu mengatakan mereka sangat kecewa dengan fakta bahwa lebih dari separuh Partai Republik di Kongres, yaitu 8 senator dan 139 perwakilan DPR, memilih untuk memblokir sertifikasi kemenangan pemilihan Biden hanya beberapa jam setelah pengepungan Gedung Capitol.

Sebagian besar senator Republik mengindikasikan mereka tidak akan mendukung keyakinan Trump dalam sidang pemakzulan Senat pada pekan ini.

"Sebagian besar Partai Republik meradikalisasi dan mengancam demokrasi Amerika," kata McMullin kepada Reuters.

"Partai perlu berkomitmen kembali pada kebenaran, alasan, dan cita-cita pendiri atau jelas perlu ada sesuatu yang baru," imbuhnya.

Baca juga: Trump Marah Lihat Kinerja Kuasa Hukumnya Sendiri dalam Sidang Pemakzulan Hari Pertama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com