WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Puluhan mantan anggota Partai Republik membicarakan pembentukan partai pecahan, untuk menentang arah partai yang membela Donald Trump dan berupaya merusak demokrasi AS.
Empat orang yang terlibat dalam diskusi itu mengatakan kepada Reuters bahwa diskusi tahap awal melibatkan mantan pejabat Republik, di antaranya era pemerintahan Ronald Reagan, George HW Bush, George W Bush, Trump, serta mantan duta besar Republik dan ahli strategi Republik.
Lebih dari 120 orang yang menghadiri pertemuan Zoom pada Jumat lalu (5/2/2021) untuk membahas rencana pembentukkan kelompok pecahan yang akan berjalan berdasarkan "prinsip konservatifisme", meliputi ketaatan untuk Konstitusi dan supremasi hukum, ide-ide yang menurut mereka telah dihancurkan oleh Trump.
Baca juga: Mengerikan, Orangtua Diminta Dampingi Anak Jika Tonton Bukti Video Pemakzulan Trump
Menurut sumber yang dilansir dari Reuters pada Kamis (11/2/2021), partai pecahan itu rencananya adalah untuk mencalonkan kandidat dalam beberapa kontestasi politik, selain itu juga untuk mendukung kandidat kanan-tengah di pertarungan lain, baik itu dari Partai Republik, independen atau Demokrat.
Evan McMullin mengatakan kepada Reuters bahwa ia menjadi tuan rumah yang mengadakan pertemuan Zoom dengan para mantan pejabat Republik yang menentang penguasaan Trump terhadap Republik dan membalikkan nilai nativis yang dimiliki partai.
McMullin adalah kepala direktur kebijakan untuk Konferensi Republik DPR dan mencalonkan diri sebagai calon independen dalam pemilihan presiden 2016.
Baca juga: Sidang Pemakzulan, Trump Disebut sebagai Panglima Penghasut
Tiga sumber lainnya mengkonfirmasi kepada Reuters tentang pertemuan dan diskusi itu untuk membahas potensi partai pecahan Republik. Namun, mereka menolak untuk menyebutkan nama.
Dalam pertemuan tersebut hadir John Mitnick, penasehat umum untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah pemerintahan Trump; Charlie Dent, mantan anggota Kongres Partai Republik; wakil kepala staff di Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah Trump; dan Miles Taylor, mantan pejabat keamanan dalam negeri Trump lainnya.
Pembicaraan itu menyoroti keretakan intrapartai yang luas atas klaim palsu Trump atas penipuan pemilu dan penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari yang mematikan.
Sebagian besar Partai Republik tetap sangat setia kepada mantan presiden, tetapi yang lain mencari arah baru untuk partai tersebut.
Baca juga: Twitter Pastikan Trump Tidak Akan Dapat Miliki Kembali Akun di Platform Itu
DPR memakzulkan Trump pada 13 Januari atas tuduhan menghasut pemberontakan dengan mendesak ribuan pendukung untuk berbaris di Capitol pada saat Kongres berkumpul untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden atas pemilu AS 2020.
Peserta pertemuan virtual itu mengatakan mereka sangat kecewa dengan fakta bahwa lebih dari separuh Partai Republik di Kongres, yaitu 8 senator dan 139 perwakilan DPR, memilih untuk memblokir sertifikasi kemenangan pemilihan Biden hanya beberapa jam setelah pengepungan Gedung Capitol.
Sebagian besar senator Republik mengindikasikan mereka tidak akan mendukung keyakinan Trump dalam sidang pemakzulan Senat pada pekan ini.
"Sebagian besar Partai Republik meradikalisasi dan mengancam demokrasi Amerika," kata McMullin kepada Reuters.
"Partai perlu berkomitmen kembali pada kebenaran, alasan, dan cita-cita pendiri atau jelas perlu ada sesuatu yang baru," imbuhnya.
Baca juga: Trump Marah Lihat Kinerja Kuasa Hukumnya Sendiri dalam Sidang Pemakzulan Hari Pertama
Ditanya tentang diskusi untuk partai ketiga, Jason Miller, juru bicara Trump, berkata, "Para pecundang ini meninggalkan Partai Republik ketika mereka memilih Joe Biden."
Seorang perwakilan dari Komite Nasional Republik mengacu pada pernyataan terbaru dari Ketua Ronna McDaniel.
"Jika kami terus menyerang satu sama lain dan fokus menyerang sesama Partai Republik, jika kami memiliki perselisihan dalam partai kami, maka kami kehilangan pandangan pada 2022 (pemilu)," kata McDaniel di Fox News bulan lalu.
“Satu-satunya cara kita akan menang adalah jika kita bersatu,” katanya.
Gedung Putih Biden tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait informasi tersebut.
Baca juga: Bintang Porno Kenang Perselingkuhan dengan Trump: 90 Detik Terburuk dalam Hidup Saya
McMullin mengatakan lebih dari 40 persen dari mereka pada pertemuan Zoom pekan lalu, mendukung gagasan pihak ketiga nasional yang memisahkan diri.
Pilihan lain yang sedang dibahas adalah membentuk "faksi" yang akan beroperasi baik di dalam Partai Republik saat ini atau di luarnya.
Nama yang dipertimbangkan untuk partai baru, di antaranya Partai Integritas dan Partai Kanan Tengah. Jika diputuskan untuk membentuk faksi, satu nama yang dibahas adalah Partai Republik Kanan Tengah.
Para anggotanya menyadari bahwa politik AS dikotori dengan sisa-sisa upaya sebelumnya yang gagal pada pihak ketiga nasional.
“Tapi ada rasa lapar yang jauh lebih besar untuk partai politik baru di luar sana dari pada yang pernah saya alami seumur hidup saya,” kata salah satu peserta pertemuan Zoom itu.
Baca juga: Sidang Pemakzulan Trump Ungkap Momen Haru Keluarga Anggota Kongres dalam Kerusuhan Gedung Capitol