Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

China Blokir Medsos Clubhouse yang Dipakai "Ngerumpi" Topik Terlarang

Isu-isu yang dirumpikan warganet antara lain penahanan massal orang-orang Uighur, demo pro-demokrasi di Hong Kong, dan kemerdekaan Taiwan.

Negara pimpinan Xi Jinping itu memang dikenal otoriter dan ketat mengawasi tindak-tanduk rakyatnya di internet, termasuk larangan memakai media sosial internasional seperti Facebook dan Twitter.

Namun, aplikasi medsos Clubhouse yang belum lama naik daun sempat lolos dari sensor untuk sementara waktu.

Aplikasi buatan Amerika Serikat (AS) berbasis audio itu berkonsep ruang obrolan dengan percakapan langsung via suara.

Pada Senin malam, pengguna tanpa VPN mendapat notifikasi tentang koneksi tidak aman, dan sebuah ruang obrolan berbahasa Mandarin langsung membahas pemblokiran aplikasi.

Grup-grup obrolan teratas beralih membicarakan pemblokiran, dan beberapa pengguna berbahasa China langsung khawatir apakah mereka akan dipantau langsung oleh pemerintah.

"Saya melihat banyak ruang obrolan tentang masalah lintas-Selat dan isu-isu sensitif... dan merasa aplikasi ini tidak akan bertahan lama," keluh seorang warganet berbahasa China setelah aplikasi diblokir, merujuk pada masalah di Taiwan.

"Apa yang terhadi setelah pemblokiran adalah menyusun daftar orang-orang di platform," kata netizen lainnya cemas, dikutip Kompas.com dari AFP.

Clubhouse diluncurkan pada Mei 2020 dan sementara ini baru tersedia di perangkat Apple, gawai yang hanya mampu dibeli orang-orang kaya China.

Pamornya meroket setelah dipopulerkan Elon Musk di YouTube-nya awal bulan ini.

Clubhouse tidak bisa diakses secara langsung oleh pengunduhnya. Pengguna harus mendapat invitasi dulu dari pengguna lain untuk membukanya.

Invitasi itu secara gelap dijual di marketplace Taobao dan situs-situs e-commerce lainnya. Harganya berkisar 10-100 yuan (Rp 21.700-217.000).

Kaiser Kuo pembawa acara Sinica Podcast yang berfokus pada China, men-twit beberapa obrolan di sebuah room yang membahas situasi Uighur.

Dari percakapan itu ia menceritakan, Han sebagai kelompok etnis dominan di China dan orang-orang di komunitas Uighur saling berinteraksi.

"Tanggapan seorang pria Uighur yang meyakinkan wanita ini bahwa kita adalah teman, dan kekejaman ini membuat kebutuhan akan persahabatan menjadi lebih penting," kicaunya di Twitter.

Jurnalis AFP juga mendengar seseorang berbicara di room dan mengidentifikasi dirinya sebagai orang China.

Dia menyatakan penentangannya terhadap "kamp konsenstrasi" meski mengakui keberadaan fasilitas itu.

Contoh lain, seorang netizen berkata dia percaya dengan beberapa penelitian di Barat tentang kamp-kamp penahanan Uighur, tetapi merasa jumlahnya mungkin dibesar-besarkan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/11/164534470/china-blokir-medsos-clubhouse-yang-dipakai-ngerumpi-topik-terlarang

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke