Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Menikmati dan Jadi Dalang Kerusuhan Capitol AS, Ini Bantahan Trump

Kompas.com - 09/02/2021, 11:49 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang mantan asisten dari mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melaporkan bahwa Trump senang menyaksikan para pendukungnya memporak-porandakan Capitol AS pada 6 Januari lalu.

Kepada CNN, mantan asisten Trump mengatakan bahwa mantan presiden kala itu menikmati apa yang dilihatnya pada layar TV, orang-orang dengan beberapa memakai topi MAGA dan bendera bertuliskan TRUMP di Capitol AS.

Namun Trump melalui pengacaranya membantah tuduhan terkait kerusuhan di Capitol yang menyebabkan pemakzulan kedua kali terhadapnya itu.

Baca juga: Analisis Ungkap Jutaan Orang yang Dulu Memilih Trump Kini Ingin Dia Dilarang Menjabat di Tingkat Federal

Kerusuhan 6 Januari itu terjadi usai Trump secara keliru mengeklaim bahwa dia memenangkan pemilihan presiden November 2020. Insiden tersebut menewaskan 5 orang termasuk seorang petugas kepolisian Capitol AS.

Pada saat kerusuhan itu terjadi, Partai Republik dan Demokrat sama-sama meminta Trump untuk segera turun tangan dan menyuruh pendukungnya agar berhenti.

Akan tetapi, selama berjam-jam, Trump hanya diam di dalam Gedung Putih, menyaksikan peristiwa anarkis tersebut.

Mantan asisten Trump mengatakan bahwa mantan presiden itu senang menyaksikan kerusuhan di Capitol.

Baca juga: Trump Disebut Lebih Bahagia Setelah Lengser dan Tidak “Main” Twitter

"Dia sulit dihubungi, Anda tahu kenapa? Karena dia melihat siaran langsung di TV," ujar mantan asisten Trump yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip Business Insider.

"Jika TiVo, dia hanya cukup menekan jeda dan bisa menerima panggilan. Namun jika siaran langsung TV, dia menontonnya, dan dia hanya menonton sampai semuanya terungkap."

DPR yang dikendalikan Demokrat segera memakzulkan Trump, menuduhnya menghasut pemberontakan. Sidang pemakzulan keduanya di Senat dimulai pada Selasa.

Baca juga: Nama Trump Akan Dihapus dari Kredit Home Alone 2 dan Didepak dari Serikat Film

Apa bantahan dari Trump?

Pengacara Donald Trump menanggapi tuduhan terhadap kliennya itu dengan mengatakan bahwa massa yang menyerbu Kongres di Capitol AS pada 6 Januari bergerak atas kemauan mereka sendiri.

Sidang Trump di Senat akan dimulai pada Selasa setelah dia dimakzulkan untuk kedua kalinya oleh DPR bulan lalu, lapor BBC.

Dia didakwa dengan tuduhan "menghasut pemberontakan" di Capitol usai pidatonya di hadapan para pendukungnya menjelang kerusuhan yang mematikan itu.

Trump mengatakan dia tidak akan bersaksi.

Baca juga: Jejak Kebohongan Trump Terendus di Data Properti Situs Web Perusahaan dan Bursa

Lima orang, termasuk seorang petugas polisi, tewas ketika gerombolan pendukung Trump menyerang gedung Capitol, memaksa para politisi dan staf bersembunyi di kantor.

Dalam ringkasan pra-persidangan yang dirilis pada Senin, pengacara mantan presiden itu mengatakan bahwa dokumen FBI menunjukkan kerusuhan itu telah direncanakan beberapa hari sebelumnya.

Itu diartikan olehnya bahwa Trump bukanlah dalang di balik kekerasan tersebut.

Mereka juga bersikeras bahwa persidangan tersebut tidak konstitusional karena Trump telah meninggalkan jabatannya sebagai presiden dan sekarang hanya menjadi warga negara biasa.

Baca juga: Dianggap Inkonstitusional, Trump Tolak Bersaksi di Pemakzulan Dirinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com