Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Disebut Lebih Bahagia Setelah Lengser dan Tidak “Main” Twitter

Kompas.com - 08/02/2021, 11:48 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan merasa lebih bahagia sekarang.

Hal tersebut dikabarkan oleh mantan ahli strategi kampanye Trump, Jason Miller sebagaimana dilansir dari Business Insider, Minggu (7/2/2021).

Dalam wawancaranya dengan The Times of London, Miller mengatakan Trump kini lebih bahagia daripada saat menjabat sebagai presiden dan tidak lagi aktif di media sosial.

Namun, pernyataan Miller tentang suasana hati Trump tersebut bertentangan dengan laporan lain.

Baca juga: Analisis Ungkap Jutaan Orang yang Dulu Memilih Trump Kini Ingin Dia Dilarang Menjabat di Tingkat Federal

Salah satu sumber yang dekat dengan Trump mengatakan kepada The Daily Beast pekan lalu bahwa Trump sangat frustrasi karena dilarang “main” Twitter setelah akun Twitter-nya diblokir permanen.

Kendati demikian, Miller berkeras bahwa Trump kini adalah orang yang paling santai yang pernah dia lihat.

"Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun saya melihat presiden (Trump) benar-benar santai," kata Miller kepada The Times of London.

"Hanya 45 orang lain dalam sejarah AS yang pernah mengalami bagaimana rasanya memiliki dunia di pundak mereka. Lalu dapat mengembuskan napas, mengetahui bahwa semuanya tidak ada pada Anda untuk pertama kalinya dalam empat tahun,” imbuh Miller.

Baca juga: Nama Trump Akan Dihapus dari Kredit Home Alone 2 dan Didepak dari Serikat Film

Miller sempat bekerja sebagai penasihat komunikasi Trump selama kampanye capres pada pemilu 2016.

Setelah itu, dia menjadi ahli strategi senior dalam tim kampanye Trump menjelang pemilu AS 2020.

Dalam wawancara tersebut, Miller juga membahas persidangan pemakzulan kedua Trump.

Trump dituduh menghasut pendukungnya untuk menyerbut Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari.

Baca juga: Mantan Diplomat Era Trump Peringatkan Biden tentang Meningkatnya Pengaruh Rusia di Timur Tengah

"Tidak ada skenario nyata di mana dia akan dihukum, jadi tekanannya benar-benar hilang," kata Miller mengomentari sidang pemakzulan Trump jilid dua.

Miller menambahkan bahwa dia yakin jika mantan bosnya itu ingin mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS pada 2024.

Dia memperingatkan Partai Republik bahwa jika mereka memilih untuk menghukum Trump, maka Trump akan mempersiapkan rencana membuat partai ketiga dan menghancurkan Partai Republik.

Baca juga: Biden Tarik Calon Dubes AS untuk Singapura yang Dipilih Trump

"Satu-satunya cara yang bisa menjadi lebih serius adalah jika senator dari Partai Republik memilih untuk menghukum Trump,” sambung Miller.

Miller mengatakan, Trump tetap menjadi kekuatan yang paling kuat di dalam tubuh Partai Republik.

"Partai Republik sekarang berbagi cita-citanya dalam hal perdagangan, kebijakan luar negeri, dan menjadi partai inklusif yang mencatat dukungan Afrika-Amerika dan Latin,” imbuh Miller.

Baca juga: Dianggap Inkonstitusional, Trump Tolak Bersaksi di Pemakzulan Dirinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com