Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden: AS Tidak Akan Cabut Sanksi Ekonomi terhadap Iran Kecuali...

Kompas.com - 08/02/2021, 06:55 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia tidak akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran, lapor VOA, Minggu (7/2/2021).

Hal itu ada pengecualiannya yakni jika Teheran lebih dulu memotong biaya pengayaan uraniumnya kembali ke tingkat yang disepakati pada pakta nuklir 2015 yang bertujuan menahan perkembangan senjata nuklir.

Biden mengatakan dia ingin AS bergabung kembali dengan perjanjian nuklir dengan Iran yang sebelumnya ditarik oleh mantan Presiden Donald Trump.

Baca juga: Menlu Iran Minta Biden Segera Kembali ke Kesepakatan Nuklir dalam 2 Pekan

Tetapi ketika ditanya langsung dalam wawancara CBS News yang ditayangkan pada Minggu apakah AS akan mencabut sanksi terlebih dahulu untuk membuat Iran kembali ke negosiasi, Biden menjawab dengan sederhana, "Tidak."

Dia mengangguk setuju dengan penyiar CBS Norah O’Donnell bahwa Teheran harus berhenti memperkaya uranium pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang diizinkan berdasarkan perjanjian.

Pakta nuklir tersebut memungkinkan Iran untuk memperkaya uranium pada tingkat konsentrasi 3,67 persen.

Baca juga: Menlu AS Bahas Kesepakatan Nuklir Iran dengan Inggris, Perancis dan Jerman

 

Tetapi sejak pertengahan 2019, pengayaannya meningkat 4,5 persen, dan kemudian bulan lalu menjadi 20 persen.

Para pakar mengatakan bahwa Teheran sekarang memiliki cukup persediaan uranium dengan pengayaan rendah untuk setidaknya dua senjata nuklir, jika memilih untuk melanjutkan pembuatannya.

Tetapi para pejabat Iran, yang telah lama skeptis terhadap pemerintah Barat, telah lama menyatakan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Baca juga: AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Bukanlah Prioritas Iran, tapi...

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada TV pemerintah bahwa jika Amerika Serikat ingin Iran kembali pada komitmennya, AS harus mencabut semua sanksi terhadap Iran.

Iran, menurut pemimpin itu, juga akan melakukan verifikasi untuk memeriksa apakah sanksi-sanksi tersebut sudah dicabut dengan benar.

"Maka kami akan kembali kepada komitmen kami," ujar Khamenei.

Baca juga: Iran Tak Akan Patuhi Perjanjian Nuklir Sebelum AS Cabut Sanksi

Pernyataan Khamenei yang disiarkan televisi adalah yang pertama sejak pelantikan Biden pada 20 Januari.

Namun dalam wawancara CNN setelah pernyataan Khamenei, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa tidak ada persiapan bahwa Iran menerima kompensasi dari AS untuk biaya sanksi yang dijatuhkan oleh Washington sebelum memulihkan pakta nuklir.

Baca juga: Jerman Ingin Menilai Kembali Kesepakatan Nuklir Iran, Israel Sambut Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com